Home / Nasional

Rabu, 15 Oktober 2025 - 14:45 WIB

Mukhlis Hanafi: Al-Qur’an Terangi Harmoni Sosial & Budaya

mm Redaksi

Ketua Dewan Hakim Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025, Muchlis M. Hanafi. dok. Kemenag RI

Ketua Dewan Hakim Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025, Muchlis M. Hanafi. dok. Kemenag RI

Kendari – Ketua Dewan Hakim Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025, Muchlis M. Hanafi, menekankan bahwa Al-Qur’an bukan hanya petunjuk bagi umat beriman, tetapi juga cahaya yang menyinari seluruh aspek kehidupan, termasuk sosial, budaya, hingga lingkungan.

“Cahaya Al-Qur’an tidak hanya menyinari hati orang beriman, tetapi juga menerangi ruang sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dari Timur Nusantara ini, kita berharap cahaya itu dapat memancar ke seluruh Indonesia,” ujar Mukhlis, Rabu (15/10/25).

Pernyataan itu disampaikan dalam Dialog Media bertema “Cahaya Al-Qur’an di Timur Nusantara: Harmoni Iman, Alam, Budaya”, yang digelar Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kemenag, seiring kegiatan STQH Nasional di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga :  Prabowo Kenakan Pakaian Adat Melayu Saat Pimpin Upacara HUT RI ke-80

Mukhlis menegaskan, “Jadi, yang diharapkan adalah Al-Quran dan Hadits ini menjadi cahaya, yang tidak hanya menyinari, tetapi juga meneduhkan hati setiap orang-orang yang berpedoman kepadanya.”

Mengutip Surat Al-Hujurat ayat 13 dan Surat Fatir ayat 27–28, Mukhlis menjelaskan bahwa keragaman manusia dan alam adalah kehendak Allah. “Yang menghendaki manusia berbeda adalah Tuhan. Maka perbedaan dalam suku, bahasa, bahkan pandangan keagamaan, harus dipahami sebagai bagian dari ciptaan Allah, bukan sumber perpecahan,” tegasnya.

Baca Juga :  Satria Johanda Pembunuh 3 Wanita di Sumbar Ditetapkan Jadi Tersangka

Ia menambahkan bahwa Islam ramah terhadap budaya lokal. Mukhlis mengutip prinsip fikih Al-‘Adah Muhakkamah, yang menyatakan adat yang baik dapat menjadi dasar hukum selama tidak bertentangan dengan syariat. “Islam hadir untuk menyempurnakan, bukan meniadakan budaya. Banyak tradisi di Indonesia justru menjadi sarana dakwah yang indah, sebagaimana dilakukan oleh para Wali Songo,” jelasnya.

Mukhlis juga menyoroti masuknya paham keagamaan dari luar negeri. Menurutnya, paham yang tidak sesuai dengan karakter dan kearifan lokal masyarakat Indonesia akan tertolak sendiri. “Banyak paham yang datang ke Indonesia, tapi tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang beragam ini akan tertolak dengan sendirinya,” tegas Mukhlis.

Baca Juga :  PANRB Pastikan Reformasi Birokrasi Selaras Program Sekolah Rakyat

Ia mengingatkan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. “Di antara manusia dan alam semesta harus diikat dengan cinta, untuk merawat harmoni di tengah keberagaman dengan rasa kemanusiaan,” pungkasnya.

Acara Dialog Media ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Tenggara, Muhammad Saleh, dan dihadiri narasumber lain seperti Rizal Ahmad Rangkuti (Kepala Subdirektorat Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an), akademisi Danial dari IAIN Kendari, serta audiens dari berbagai media lokal dan nasional.***

Editor: RedaksiReporter: Redaksi

Share :

Baca Juga

Pawai Ta’aruf STQH Nasional

Nasional

Ribuan Warga Kendari Saksikan Pawai Ta’aruf STQH Nasional

Nasional

Kemenag Siapkan Kuota Beasiswa S1 Dalam Negeri melalui Program BIB 2025

Ekbis

Rupiah Menguat ke Rp16.256 Usai Mendengar Iran-Israel Gencatan Senjata

Nasional

Unhan Diresmikan, Kapolri dan Panglima TNI Nyanyi Bareng Lagu Rumah Kita

Hukrim

Respons KPK soal PP Prabowo Izinkan Saksi Pelaku Bisa Bebas Bersyarat

Nasional

Sebanyak 74.447 Jemaah Haji Reguler Sudah Tiba di Tanah Air

Nasional

KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 Evakuasi Korban KM. Maju Jaya yang Terbalik di Perairan Utara Bangka

Nasional

BMN Awards 2025: Kemhan dan TNI Raih WTP Berturut-turut