Aceh Besar – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Penerapan Sistem Pendidikan Terpadu (SPT) sekaligus implementasi program Beut Kitab Bak Sikula di Gedung Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Sabtu (27/9/2025).
Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris (Syech Muharram) menegaskan program Beut Kitab Bak Sikula yang sudah berjalan hampir dua bulan merupakan salah satu cita-cita yang ia canangkan sejak masa pencalonan.
“Ini adalah program yang lahir dari cita-cita besar kami, agar pendidikan di Aceh Besar tidak hanya mencerdaskan secara akademik, tetapi juga membentuk karakter Islami bagi anak-anak,” ujarnya.
Menurut bupati, Aceh memiliki keistimewaan dalam bidang pendidikan dan keagamaan yang harus dijadikan landasan kebijakan. “Setiap kebijakan dari pusat bisa kita sesuaikan, karena kita punya hak istimewa. Jadi kita harus berani menggunakan regulasi daerah yang sudah diatur dalam keistimewaan Aceh,” tegasnya.
Ia menyebutkan, saat ini sekolah berbasis terpadu baru sekitar 30 persen, sementara 70 persen masih berupa sekolah pendidikan umum. Karena itu, pemerintah daerah akan merekrut guru Beut Kitab pada tahun anggaran berikutnya setelah evaluasi dan perluasan program.
Selain pendidikan, Muharram juga menyoroti kurangnya pemanfaatan teknologi digital untuk publikasi program pemerintah. “Kita lalai memanfaatkan digitalisasi. Bahkan kita lebih banyak memenuhi ruang publik dengan spanduk ucapan hari besar, tapi jarang mempromosikan potensi daerah. Padahal Aceh Besar dulu pintu masuk Asia Tenggara, kini hanya sebatas pintu masuk Aceh,” kritiknya.
Bupati juga menekankan pentingnya memperingati hari ulang tahun Kabupaten Aceh Besar, bukan sekadar ibukota. “Kabupaten Aceh Besar sudah tua (sejak 590 Masehi) dan disahkan sebagai daerah otonom pada 1956, jauh sebelum Jantho ditetapkan sebagai ibukota pada 1979. Ini tugas MPD untuk menelusuri ulang tahun kabupaten agar bisa kita peringati dengan layak,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MPD Aceh Besar Drs. Abu Bakar M.Si mengapresiasi komitmen bupati dalam mendukung SPT dan Beut Kitab Bak Sikula. “Kita tidak hanya mendidik anak-anak untuk pintar secara akademik, tetapi juga membentuk karakter Islami. Inilah yang membedakan Aceh Besar dan menjadi keunggulan kita,” katanya.
Abu Bakar menambahkan, keberhasilan program butuh dukungan semua pihak, mulai guru, kepala sekolah, pengawas, tokoh agama, hingga masyarakat. Evaluasi rutin dinilai penting agar SPT tetap adaptif terhadap perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan keislaman.
Sebagai informasi, penerapan SPT di Aceh Besar diatur melalui Qanun Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan diperkuat dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2022 tentang Sistem Pendidikan Terpadu.
FGD ini turut dihadiri Plt Kadisdikbud Aceh Besar Dr. Agus Jumaidi, Kadisdik Dayah, perwakilan DSI Aceh Besar, Kemenag, MPU, MAA, PGRI, akademisi, Komisi V DPRK Aceh Besar, tim asistensi bupati, organisasi kepemudaan, komite sekolah, dan kepala sekolah.***
Editor: DahlanReporter: Syaiful AB