Bogor – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan, tidak hanya syariah. Hal itu disampaikannya saat menutup ajang Madrasah Robotic Competition (MRC) 2025 di Living World Kota Wisata, Bogor, Sabtu (1/11/2025).
MRC merupakan kompetisi teknologi terbesar bagi siswa madrasah. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Kementerian Agama dalam mencetak generasi unggul di bidang sains dan teknologi sekaligus berakhlak mulia.
Wamenag menekankan bahwa teknologi dan nilai keagamaan harus berjalan beriringan. Ia mengajak siswa madrasah menjadi pelopor inovasi yang menjaga agama, akhlak, dan kemaslahatan umat.
“Islam tidak hanya syariah. Islam mengawal kehidupan manusia dalam keseluruhan aspek kehidupan, bicara tentang teknologi itu juga bicara tentang Islam,” ujar Romo.
Menurutnya, Islam mendorong umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi, lanjutnya, bukan berada di luar ajaran agama, melainkan bagian dari perjuangan intelektual dan spiritual seorang Muslim dalam memakmurkan kehidupan.
Wamenag juga mengingatkan pentingnya menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman. Ia mengutip pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang pentingnya pendidikan yang visioner dan relevan dengan masa depan.
“Didiklah anakmu dengan ilmu yang berbeda dari ilmu yang diajarkan kepadamu, karena mereka akan hidup di zaman berbeda dengan dirimu,” sebutnya.
Romo menegaskan, generasi masa kini tidak cukup dibekali cara pandang dan kompetensi masa lalu. Pendidikan madrasah harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan era modern.
Ia menambahkan, penguasaan robotika tidak boleh berhenti pada aspek teknis semata. Teknologi, katanya, harus diarahkan untuk kemaslahatan manusia dan kemajuan peradaban sesuai nilai dasar Islam.
“Robot kita ciptakan untuk kepentingan manusia, untuk menjaga agama kita, jiwa, akal, keturunan, dan harta kita bersama,” ujar Wamenag.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa tujuan pendidikan madrasah bukan hanya melahirkan generasi yang mampu mengoperasikan teknologi, tetapi juga yang mampu menavigasi dan memanfaatkannya demi keadaban dan kemanusiaan.
“Jadilah profesor di bidang teknologi. Ciptakan robot terbaik. Jangan sampai kita dikendalikan robot, tetapi robot yang harus kita kendalikan,” pesannya.
Menutup arahannya, Wamenag menyampaikan selamat kepada para finalis MRC dan berpesan agar tidak cepat berpuas diri. Ia juga memberi semangat kepada peserta yang belum berhasil untuk terus berusaha.
“Saya ingatkan kalian untuk terus berkarya, jangan hanya berpuas diri dengan apa yang didapat hari ini, harus fokus untuk apa yang akan datang ke depannya. Untuk yang belum berhasil, jangan berkecil hati, buktikan pada event-event selanjutnya bahwa kalian yang akan jadi pemenang,” ujar Romo.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Dirjen Pendis Amien Suyitno, Stafsus Wamenag, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, beserta jajarannya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












