Pekalongan – Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Pekalongan, Ryan Zakinnaja Giggs dan Bima Irfan Zidny, berhasil menghadirkan inovasi ramah lingkungan yang menggabungkan teknologi, seni, dan nilai spiritual. Karya mereka, Mis-qall Lamp, merupakan lampu relaksasi multifungsi berbahan dasar limbah bonggol jagung dengan sentuhan motif batik Pekalongan dan kaligrafi Islam.
Gagasan ini muncul dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental di kalangan remaja serta menumpuknya limbah pertanian yang belum termanfaatkan. Berdasarkan survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022, sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami stres, kecemasan, atau gangguan tidur. Sementara Indonesia juga menghasilkan lebih dari 5,7 juta ton limbah bonggol jagung per tahun.
Menjawab dua tantangan itu, Ryan dan Bima merancang Mis-qall Lamp yang memadukan aromaterapi, cahaya relaksasi, dan musik religi dalam satu alat. Berdasarkan hasil uji menggunakan sensor gelombang otak MUSE, lampu ini terbukti mampu menurunkan tingkat stres pengguna hanya dalam waktu 5 hingga 10 menit.
“Kombinasi antara aroma lavender dan lantunan ayat suci Al-Qur’an membuat saya tidur lebih cepat,” ujar salah satu pengguna saat uji coba di MAN IC Pekalongan, Minggu (19/10/2025).
Produk tersebut hadir dalam tiga varian, yaitu Calm Bloom untuk meredakan stres, Deep Dream untuk meningkatkan kualitas tidur, dan Flow Learn untuk membantu fokus belajar. Masing-masing varian menggunakan kombinasi warna cahaya dan aroma alami yang berbeda, seperti lavender, peppermint, dan rosemary.
Secara desain, lampu ini terinspirasi dari bentuk atap rumah Joglo khas Jawa Tengah. Bahan utamanya berasal dari limbah bonggol jagung dan kayu furnitur bekas yang diolah secara estetis. Setiap unit dihiasi kaligrafi Al-Qur’an serta motif batik khas Pekalongan, menghadirkan kesan harmonis antara fungsi, seni, dan spiritualitas.
Karya Mis-qall Lamp dikembangkan melalui metode Research and Development (R&D) di bawah bimbingan guru MAN IC Pekalongan, dengan dukungan Rumah Atsiri Indonesia sebagai penyedia minyak esensial aromaterapi. Ke depan, inovasi ini akan dikembangkan menjadi smart lamp yang dapat dikontrol lewat aplikasi mobile.
“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi. Dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan serta budaya, kita bisa menciptakan solusi nyata,” ungkap Ryan.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












