Home / Daerah / Pemerintah Aceh / Peristiwa

Kamis, 4 Desember 2025 - 17:31 WIB

Sekda Aceh: Banjir dan Longsor Kali Ini yang Terparah, 75 Ribu Rumah Rusak dan Akses Terputus

mm Tiara Ayu Juneva

Sekda Aceh M. Nasir menerima kunjungan perwakilan BPK RI di Posko Komando Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi, membahas percepatan penyaluran bantuan dan pemulihan akses, Kamis (4/12/2025). Foto: Dok. Biro Adpim Setda Aceh

Sekda Aceh M. Nasir menerima kunjungan perwakilan BPK RI di Posko Komando Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi, membahas percepatan penyaluran bantuan dan pemulihan akses, Kamis (4/12/2025). Foto: Dok. Biro Adpim Setda Aceh

Banda Aceh – Pemerintah Aceh terus memacu penyaluran bantuan bagi seluruh kabupaten/kota yang terdampak banjir dan longsor. Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, menyebut bencana kali ini sebagai yang terparah sepanjang hidupnya, dengan dampak korban jiwa dan kerusakan yang terus bertambah.

Pernyataan tersebut disampaikan saat menerima kunjungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh di Posko Komando Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi Pemerintah Aceh, Kamis (4/12/2025).

“Ini bencana terparah, sebab seumur hidup baru kali ini merasakan banjir seluas dan separah ini melanda Aceh,” ujar M. Nasir.

Aceh Tamiang Terparah, Seluruh Kota Tertutup Lumpur

Dalam pemaparannya, Sekda menjelaskan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah dengan dampak terluas. Seluruh kawasan kota tertutup lumpur tebal, sementara sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan berat.

Pemerintah Aceh bersama Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) terus mengoptimalkan perbaikan jalur darat yang rusak parah. Pemulihan konektivitas utama menjadi fokus, terutama jalur penghubung wilayah barat dan timur Aceh.

Baca Juga :  Pemkab Tertibkan Area Depan Kantor Bupati, Pohon Ditebang, Wajah Kantor Bupati Pidie Jaya Mulai “Dipoles”

Kolaborasi ini krusial karena beberapa jalur vital mengalami putus total, termasuk ruas Bireuen–Banda Aceh yang terputus akibat tiga jembatan tergerus banjir.

“Alhamdulillah akses jalur lintas sudah tembus. Distribusi logistik akan terus dipacu. Untuk jalur Bireuen–Aceh Utara, kita meminta Dinas PUPR dan BPJN mempercepat jembatan Bailey Awe Geutah agar bisa difungsikan sebagai jalur alternatif,” kata Sekda.

Beberapa Daerah Masih Belum Terakses

Nasir mengungkapkan bahwa sejumlah daerah seperti Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Timur masih belum dapat diakses melalui jalur darat. Distribusi bantuan pun diupayakan lewat jalur laut, meskipun pengiriman awal melalui Kuala Idi sempat mengalami hambatan.

BBM Disuplai via Udara ke Poros Tengah

Wilayah tengah Aceh — Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues — turut mengalami isolasi. Untuk menjangkau daerah tersebut, distribusi bantuan dilakukan via udara bekerja sama dengan Kodam IM, Polda Aceh, dan BPPD.

Baca Juga :  Gubernur Aceh Minta Dukungan Menkop untuk Perkuat Koperasi

“Bantuan logistik untuk Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues sudah dikirim, baik melalui dropping udara maupun langsung ke lokasi terisolir,” jelasnya.

Sementara itu, jalur darat Bireuen–Banda Aceh yang terputus masih menjadi perhatian utama. Pemerintah menargetkan jembatan bailey Awe Geutah rampung dalam tiga hari agar akses Banda Aceh menuju Aceh Tamiang dapat tersambung kembali.

Untuk jalur Simpang KKA menuju Bener Meriah, sepanjang 42 kilometer telah berhasil dibuka. Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Bupati Bener Meriah untuk mempercepat pengerahan alat berat.

Starlink Disebar, Listrik dan BBM Jadi Kendala

Sebanyak 48 unit Starlink telah dikirim ke wilayah terdampak. Namun, operasionalnya terkendala keterbatasan listrik dan BBM. Pertamina berkomitmen menyuplai satu ton BBM per hari via udara untuk mendukung operasional jaringan komunikasi tersebut.

Baca Juga :  Forikan Aceh Timur Gelar Intervensi Stunting di Desa Lhok Dalam
75 Ribu Rumah Rusak, Pemulihan Bisa Capai 30 Tahun

Bencana ini telah merusak sekitar 75.000 rumah warga. Dengan kemampuan normal pembangunan rumah layak huni di Aceh yang hanya sekitar 2.000 unit per tahun, Sekda memperkirakan pemulihan total dapat memakan waktu hingga 30 tahun tanpa dukungan signifikan dari pemerintah pusat.

“Perlu perhatian pemerintah pusat, sebab jika 75 ribu rumah ini kita tangani sendiri maka butuh 30 tahun untuk rampung,” ujarnya.

BPK RI Turut Salurkan Bantuan

Wakil Ketua BPK RI, Dr. Budi Prijono, mengungkapkan keprihatinannya dan menyebut bahwa kondisi Aceh kini memasuki tahap emergency.

BPK RI menyatakan komitmennya untuk mengoordinasikan tim inspektorat serta menggalang donasi kemanusiaan dari lebih dari 9.000 pegawainya di seluruh Indonesia. Donasi akan disalurkan secara bertahap hingga fase pemulihan selesai.

Editor: Dahlan

Share :

Baca Juga

Daerah

Imigrasi Sabang Jalin Kerja Sama dengan Media NOA untuk Perkuat Publikasi Pelayanan
Lomba Masak Ikan

Pemerintah Aceh

Juara Umum Lomba Masak Ikan, Aceh Besar Curi Perhatian

Daerah

Disdik Aceh Tegaskan Larangan Pungutan Pada Penerimaan Siswa Baru
Mualem

Daerah

Mualem Jajaki Teknologi Unggas Modern di Provinsi Henan

Pemerintah Aceh

Sekda Aceh Saksikan Akad Pembangunan Gedung Pendidikan Arab

Daerah

Terdampak Hama Wereng, Petani Cot Girek Aceh Utara Menghadapi Kerugian Besar

Peristiwa

Pria di Lhoksukon Ditemukan Meninggal di Dalam Sumur Rumah Keluarga
SPS

Pemerintah Aceh

Pemerintah Aceh Raih Lontar & Lestari Awards di HUT SPS