Vatikan – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, berdiskusi dengan para biarawan dan biarawati Indonesia di Italia, di sela kunjungan kerja ke Vatikan. Diskusi berlangsung di KBRI Vatikan, dengan fokus pada kerukunan umat beragama dan nilai cinta.
Dalam pertemuan itu, Menag menegaskan, “Saya harap para Imam dan Biarawati teguh dan setia pada panggilannya, serta melandasi penugasan di mana pun dengan cinta.”
Menag juga menyampaikan rasa syukurnya atas peningkatan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Indonesia. “Sepanjang sejarah, indeks kerukunan kita mencapai tingkat yang paling tinggi sekarang ini,” ujar Menag. Indeks KUB tercatat 73,09 pada 2022, meningkat menjadi 76,02 pada 2023, dan 76,47 pada 2024.
Ia menekankan bahwa kerukunan menjadi modal utama pembangunan bangsa. “Tanpa kerukunan, pembangunan tidak bisa berjalan dengan baik,” kata Menag.
Menag mendorong umat beragama untuk terus meningkatkan keimanan dan mempermudah setiap orang menjalankan ibadahnya, termasuk mendukung pembangunan rumah ibadah sesuai peraturan yang berlaku.
Selain itu, Menag membahas ekoteologi, yakni integrasi nilai agama dan pelestarian alam. Ia berharap nilai ini masuk ke dalam kurikulum pendidikan agama, menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah.
Menag menjelaskan trilogi kerukunan jilid pertama telah selesai, meliputi: internal umat beragama, antarumat beragama, dan hubungan umat dengan pemerintah. Saat ini, Kemenag mengembangkan trilogi jilid dua, yakni: kerukunan antar manusia, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan Tuhan.
“Jadi alam semesta ini partner kita, bukan hanya objek, tapi juga partisipan. Mari kita bersahabat dengan tanaman, binatang, bahkan benda mati,” tutur Menag.
Ia juga menekankan pentingnya hubungan spiritual dengan Tuhan yang didasari penyucian dan pemahaman makna keberadaan.**
Editor: RedaksiReporter: Redaksi

 











