Banda Aceh — Memperingati 20 tahun perdamaian Aceh, komunitas Aceh Bergerak menggelar kegiatan nonton bareng film dokumenter bertema “Bade Tan Reuda” dengan pematik Mirisa, di markas mereka pada Sabtu (9/8/2025). Film berdurasi 25 menit tersebut disutradarai oleh Lexy J. Rambadeta dan diproduseri oleh Yayasan Tifa pada tahun 2003, merekam potret getir masa konflik bersenjata di Aceh.
Melalui sajian visual yang kuat, film ini menggambarkan kekacauan, ketakutan, dan luka mendalam yang dialami masyarakat Aceh pada masa itu. Kegiatan ini dihadiri berbagai kalangan, termasuk anak-anak muda yang sebagian besar belum mengalami langsung periode kelam tersebut, namun ingin memahami sejarahnya.

Psikolog Devi Marlinda, S.Psi., M.Psi., yang turut hadir, menekankan pentingnya memahami dampak psikologis yang diturunkan dari generasi terdahulu. “Orang tua yang pernah mengalami konflik kerap mendidik anak dengan membawa luka atau trauma yang belum terselesaikan. Hal ini dapat menimbulkan risiko pada kesehatan mental anak,” ujarnya.
Devi juga menambahkan, trauma masa lalu yang tidak diatasi dengan baik bisa memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari stres berlebihan hingga penyakit fisik. “Pada dasarnya, kita dapat mengurangi dampak trauma dengan belajar memahami dan menghargai diri sendiri,” pungkasnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang refleksi bersama, sekaligus mengingatkan bahwa perdamaian bukan hanya tentang berakhirnya senjata, tetapi juga penyembuhan luka batin yang diwariskan dari masa lalu.
Editor: DahlanReporter: Misri