Home / Nasional

Senin, 16 Juni 2025 - 20:00 WIB

Kemendagri Dorong ASN Berinovasi tanpa Takut Kesalahan Administratif

mm Redaksi

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo. (ANTARA/HO-Kemendagri)

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo. (ANTARA/HO-Kemendagri)

JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengeluarkan imbauan tegas kepada seluruh jajaran pemerintah daerah (pemda) untuk tidak ragu menghadirkan inovasi, meskipun harus mengambil risiko administratif. Dalam pernyataan yang dikeluarkan secara tertulis pada Senin (16/6), Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, Yusharto Huntoyungo, menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) tak perlu takut berinovasi, karena diskresi sudah dijamin undang-undang.

“Jangan mengasumsikan inovasi itu harus benar-benar baru. Padahal baru di sini harus diartikan dari perspektif penerima bukan pencetus,” ujar Yusharto dalam keterangannya.

Pernyataan tersebut datang sebagai respons atas kegelisahan yang selama ini membayangi sebagian ASN di daerah. Ketakutan akan jeratan administratif disebut kerap menjadi penghalang lahirnya terobosan-terobosan baru di tingkat lokal.

Baca Juga :  Polri dan Media Bersinergi Berbagi Takjil Serentak di Seluruh Indonesia

Kemendagri menilai pola pikir semacam itu bisa menjadi “kriminalisasi kreativitas” yang membunuh semangat pembaruan di sektor publik. Padahal, negara justru telah memberikan perlindungan hukum melalui berbagai regulasi, seperti Undang-Undang Administrasi Pemerintahan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

“Apabila belum mencapai tujuan dari inovasi itu tidak dipandang sebagai pelanggaran. Ini merupakan privilege yang diberikan untuk Bapak dan Ibu tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan inovasi,” tambahnya.

Baca Juga :  Gubernur Aceh soal Potensi Migas di 4 Pulau Berpolemik: Setara Andaman

Yusharto pun membuka mata ASN bahwa inovasi tidak harus berwujud sesuatu yang benar-benar orisinal. Replikasi atau adopsi kebijakan dari daerah lain bisa disebut inovasi, selama disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan lokal serta memberikan dampak positif.

“Inovasi lahir dari kebutuhan, bukan dari keinginan tampil beda. Jadi mari kita mulai dengan melihat masalah sebagai pintu masuk untuk perbaikan,” tegasnya.

Dengan gaya tutur yang lugas, Kemendagri memperingatkan bahwa stagnasi berpikir dalam birokrasi adalah ancaman laten yang bisa merugikan masyarakat secara luas. Padahal, inovasi merupakan kunci dalam menciptakan pelayanan publik yang efisien dan responsif.

Baca Juga :  Ketua Dewan Kehormatan PWI Aceh Sesalkan Tindakan Oknum Wartawan yang Timbulkan Kegaduhan di Sumut

Tak hanya itu, Yusharto juga mengingatkan bahwa berpikir inovatif tidak selalu berarti mahal atau rumit. Justru solusi sederhana yang mampu menjawab persoalan nyata lebih diutamakan. Pemerintah daerah diminta membuka mata dan telinga terhadap masalah-masalah di lapangan, lalu mengubahnya menjadi peluang inovatif.

Melalui seruan ini, Kemendagri ingin membangun keberanian baru di kalangan birokrasi lokal. Bukan untuk mengejar popularitas, tetapi demi meningkatkan kualitas pelayanan publik yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. [ANTARA]

Editor: RedaksiReporter: RedaksiSumber: https://www.antaranews.com/berita/4904093/kemendagri-ingatkan-inovasi-bukan-hanya-kebaruan-tapi-juga-harus-berdampak

Share :

Baca Juga

Ekbis

Harga Minyak hingga Harga Emas Meroket, Waspada Badai Ekonomi

Nasional

Gubernur Aceh Muzakir Manaf Minta Pembangunan Terowongan Geurutee ke Menteri PU

Nasional

Kemenag Siapkan Kuota Beasiswa S1 Dalam Negeri melalui Program BIB 2025

Hukrim

Eks Kapolres Ngada jadi Tersangka Kasus Asusila Anak, Polri Pastikan Penegakan Hukum Tegas dan Transparan

Aceh Besar

Tingkatkan SPBE, Pemkab Aceh Besar Studi Tiru ke Sumedang

Nasional

Pemimpin Muda Harus Punya Nilai dan Visi, Pesan Bima Arya di IYS 2025
KemenpanRB

Nasional

KemenPANRB Setujui 219.364 Formasi JF Kemenag 2025, Guru Paling Banyak

Nasional

Kemenag dan Bimas Islam Teken MoU Audit Syariah untuk Perkuat Pengawasan Zakat