Aceh Besar – Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Aceh Besar mengadakan diskusi interaktif bagi kalangan muda untuk merefleksikan perjalanan 20 tahun perdamaian Aceh. Kegiatan tersebut digelar di Kantor Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Blang Bintang, Senin (20/10/2025), dan diikuti lebih dari 100 peserta.
Dengan tema “Spirit Pemuda Aceh dalam Merawat Perdamaian Berkelanjutan melalui Momentum Sumpah Pemuda”, JASA Aceh Besar berupaya menumbuhkan kembali semangat persatuan dan nasionalisme pemuda di bulan Oktober.
Dua narasumber dihadirkan, yakni Deputi 1 Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima dan Dosen Ilmu Politik FISIP USK Iqbal Ahmady. Diskusi dipandu mantan Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG).
Fauzan Azima menyebutkan, perdamaian Aceh merupakan nikmat besar yang harus disyukuri. Mantan panglima GAM wilayah Gayo itu mengingatkan, perjuangan pasca-damai justru lebih berat daripada masa konflik.
“Damai yang kita rasakan hari ini harus kita jaga dan rawat, namun bukan berarti perjuangan sudah berakhir,” kata Fauzan.
Ia menegaskan masih banyak hal yang perlu diperjuangkan, seperti realisasi kesepakatan damai Helsinki, pelimpahan kewenangan Aceh, hingga dana abadi perdamaian. Fauzan juga menyoroti fenomena fitnah di media sosial terhadap mantan pimpinan GAM.
“Menurut saya, JASA harus membuat satu tim untuk bisa mengontra isu liar yang tidak berdasar agar pemimpin perjuangan tidak dijadikan bahan bully setiap hari,” ujarnya.
Selain itu, Fauzan mengingatkan pentingnya pendidikan dan sikap saling peduli di kalangan pemuda untuk memperkuat persatuan di Aceh.
Sementara itu, Iqbal Ahmady menegaskan bahwa pemuda selalu menjadi motor perubahan bangsa, mulai dari Sumpah Pemuda 1928, Rengasdengklok 1945, hingga reformasi 1998. Ia mengapresiasi langkah JASA Aceh Besar yang menumbuhkan kesadaran generasi muda lewat diskusi reflektif tersebut.
“Perdamaian Aceh harus dijaga oleh semua pihak. Salah satunya dengan memastikan butir-butir kesepakatan damai terimplementasi. Di sinilah kelompok pemuda, terutama JASA, harus mengawal isu tersebut agar tidak merugikan Aceh,” pungkas Iqbal.
Diskusi berlangsung hangat dan dinamis. Para peserta aktif berdialog, menunjukkan semangat generasi muda Aceh dalam menjaga perdamaian dan memperkuat pembangunan daerah.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












