Home / News / Peristiwa

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:51 WIB

Hari Pengungsi Internasional pada 20 Juni: Mengingat Mereka yang Terlupakan

mm Tika Fitri Lestari

Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa warga sipil di Jalur Gaza menjadi sasaran serangan pasukan Israel saat berupaya mendapatkan makanan di pusat distribusi bantuan Rafah.

Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa warga sipil di Jalur Gaza menjadi sasaran serangan pasukan Israel saat berupaya mendapatkan makanan di pusat distribusi bantuan Rafah.

Jakarta – Setiap tahun pada tanggal 20 Juni, dunia memperingati Hari Pengungsi Internasional. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran global tentang situasi para pengungsi. Juga, mengakui kekuatan dan keberanian mereka yang terpaksa meninggalkan negara asal akibat konflik dan penganiayaan. Inisiatif ini diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai wujud solidaritas serta dukungan internasional bagi para pengungsi.

Hari Pengungsi Internasional bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, hari ini adalah pengingat akan krisis kemanusiaan global yang terus terjadi. Jutaan orang di seluruh dunia terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang, kekerasan, atau pelanggaran hak asasi manusia. Peringatan ini mengajak semua pihak untuk merenungkan nasib para pengungsi dan mengambil tindakan nyata untuk membantu mereka.

Lantas, bagaimana sejarah ditetapkannya Hari Pengungsi Internasional ini? Apa saja tujuan yang ingin dicapai melalui peringatan ini? Dan, apa saja fakta-fakta penting yang perlu kita ketahui tentang pengungsi di berbagai belahan dunia? Artikel ini akan membahas tuntas semua pertanyaan tersebut.

Sejarah dan Latar Belakang Hari Pengungsi Internasional

Peringatan Hari Pengungsi Internasional bermula dari usulan Majelis Umum PBB pada 4 Desember 2000 melalui Resolusi 55/76. Tujuannya adalah untuk memperingati 50 tahun Konvensi Mengenai Status Pengungsi 1951. Peringatan pertama kali diselenggarakan secara global pada 20 Juni 2001. Awalnya dikenal sebagai Hari Pengungsi Afrika, peringatan ini kemudian ditetapkan sebagai hari internasional oleh PBB.

Baca Juga :  Wagub Surati Kementerian PUPR, Minta Jalan Tol Sibanceh Seksi 1 Dibuka Khusus untuk Jamaah Haji

Pemilihan tanggal 20 Juni sebagai Hari Pengungsi Internasional memiliki makna tersendiri. Tanggal ini bertepatan dengan peringatan Hari Pengungsi Afrika. Ini menunjukkan solidaritas global terhadap mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik, kekerasan, atau penganiayaan. Penetapan ini menjadi pengakuan atas masalah pengungsi sebagai isu global yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama.

Sejak pertama kali diperingati, Hari Pengungsi Internasional telah menjadi platform penting untuk menyuarakan keprihatinan terhadap nasib para pengungsi. Juga, menggalang dukungan dari berbagai pihak. Setiap tahun, peringatan ini mengangkat tema yang berbeda-beda. Tujuannya menyoroti aspek-aspek penting dari pengalaman para pengungsi dan tantangan yang mereka hadapi.

Tujuan Utama Peringatan Hari Pengungsi Internasional

Peringatan Hari Pengungsi Internasional memiliki sejumlah tujuan utama yang ingin dicapai. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran global tentang kondisi para pengungsi. Melalui berbagai kegiatan dan kampanye, masyarakat dunia diajak untuk lebih memahami situasi sulit yang dihadapi para pengungsi.

Selain itu, peringatan ini juga bertujuan untuk mengakui hak-hak pengungsi dan memberikan perlindungan kepada mereka. Pengungsi memiliki hak-hak yang sama dengan orang lain, termasuk hak atas tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan. Peringatan Hari Pengungsi Internasional menjadi momentum untuk memastikan bahwa hak-hak ini dihormati dan dilindungi.

Baca Juga :  Turki Salurkan 150 Ekor Hewan Kurban untuk Warga Aceh

Tujuan penting lainnya adalah mendorong solidaritas dan dukungan bagi para pengungsi. Solidaritas dapat diwujudkan melalui berbagai cara. Misalnya, memberikan bantuan kemanusiaan, mendukung program-program pendidikan dan pelatihan, serta menciptakan lingkungan yang inklusif bagi para pengungsi. Peringatan Hari Pengungsi Internasional mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam memberikan dukungan kepada para pengungsi.

Berbagai Kategori Pengungsi yang Perlu Diketahui

Penting untuk dipahami bahwa terdapat berbagai kategori orang yang terlantar secara paksa. Masing-masing memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Salah satunya adalah pengungsi, yaitu seseorang yang melarikan diri dari negara asalnya karena “ketakutan yang beralasan akan penganiayaan” berdasarkan Konvensi Pengungsi PBB 1951.

Selain pengungsi, terdapat juga pencari suaka. Mereka adalah individu yang mengklaim sebagai pengungsi tetapi statusnya belum diverifikasi secara resmi oleh negara tempat mereka mencari perlindungan. Status pencari suaka akan ditentukan melalui proses hukum yang berlaku di negara tersebut.

Kategori lainnya adalah pengungsi internal (Internally Displaced Persons – IDPs). Mereka adalah orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka tetapi tetap berada di dalam batas wilayah negara mereka sendiri. Terakhir, ada orang tanpa kewarganegaraan (Stateless Persons), yaitu individu yang tidak memiliki kewarganegaraan yang diakui oleh negara mana pun.

Baca Juga :  Operasi Sikat Seulawah Lampaui Target, Begini Update Tindak Premanisme di Polresta Banda Aceh

Situasi Pengungsi di Indonesia dan Upaya yang Dilakukan

Perhatian terhadap isu pengungsi juga semakin meningkat di Indonesia. Menurut data dari UNHCR, pada akhir tahun 2020, terdapat sekitar 14.000 pengungsi dan pencari suaka yang terdaftar di Indonesia. Mereka berasal dari berbagai negara, terutama Afghanistan, Somalia, dan Myanmar.

Meskipun Indonesia tidak mengambil bagian pada Konvensi Pengungsi 1951, Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk menangani masalah ini melalui berbagai kebijakan dan program. Langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia mencakup kerja sama dengan organisasi internasional dan lembaga non-pemerintah untuk menyediakan bantuan kemanusiaan.

Masyarakat sipil di Indonesia juga memainkan peran penting dalam mendukung pengungsi. Banyak organisasi non-pemerintah yang aktif dalam memberikan bantuan langsung, pendidikan, dan layanan kesehatan bagi para pengungsi. Selain itu, kampanye kesadaran publik melalui media sosial dan berbagai acara juga membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang situasi pengungsi dan pentingnya solidaritas.

Editor: RedaksiSumber: https://liputan6.com

Share :

Baca Juga

Aceh Besar

Mulai Marak di Aceh Besar, Syech Muharram Soroti Tunangan yang Tampilkan Pasangan Duduk Bersanding

Peristiwa

Sudah Belasan Tahun Tak Diperbaiki, Jalan Kuburan di Gampong Ini Jadi Kolam Lumpur

Daerah

Akun FB Palsu Catut Nama Gubernur Aceh, Tawarkan Bantuan Dana Sosial

Peristiwa

Warga Serahkan Benda yang Diduga Granat Type 97 Temuan ke Polresta Banda Aceh 

Aceh Besar

Razia Busana di Aceh Besar, Temukan Temukan Pria Pakai Celana Pendek dan Wanita Pakaiannya Ketat

Daerah

Polda Aceh Kerahkan 661 Personel Amankan Hari Buruh Internasional

News

Bupati Aceh Besar Hadiri Pelantikan Wali Kota Sabang

News

Tegakkan SI, Kadis Syariat Islam Apresiasi langkah WaliKota