Simeulue – Harapan masyarakat Desa Pulau Siumat, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, akan akses transportasi yang layak masih menggantung, Rabu (11/6/2025).
Satu-satunya pelabuhan yang menghubungkan desa berpenduduk sekitar 130 kepala keluarga itu kini dalam kondisi memprihatinkan tinggal kerangka dan tak layak pakai.
Tanpa akses jalur darat, masyarakat hanya bisa keluar-masuk desa melalui laut dengan menggunakan perahu Robin. Namun, kondisi dermaga yang rusak parah tak hanya menyulitkan mobilitas, tapi juga membahayakan keselamatan warga.
“Pelabuhan itu satu-satunya tempat bersandar jika ingin menuju ke Pulau Siumat. Sudah bertahun-tahun rusak, belum juga diperbaiki,” kata Ujan, salah satu warga setempat, kepada wartawan.
Ia menjelaskan, pada tahun lalu, masyarakat sempat mendapat kabar bahwa proyek pembangunan pelabuhan telah masuk ke proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Namun, harapan itu kandas. Tender batal tanpa alasan yang jelas.
“Sudah kami pantau, tapi informasinya tiba-tiba dibatalkan. Tidak ada kejelasan kenapa dihentikan,” ujar Ujan.
Kondisi itu membuat aktivitas ekonomi warga masyarakat desa Pulau Siumat terhambat. Pengangkutan hasil laut, kebutuhan pokok, dan akses layanan dasar lainnya menjadi terhambat.
Tak jarang, warga harus menghadapi ganasnya ombak tanpa jaminan keselamatan, semata-mata demi menjual hasil tangkapan atau membeli kebutuhan pokok dari daratan utama, yakni ibu kota Kabupaten Simeulue.
Ujan dan warga lain berharap, di bawah kepemimpinan Bupati Monas dan Wakil Bupati Nusar, pemerintah daerah dapat segera membangun dermaga baru yang layak.
“Kalau tidak bisa tahun ini, paling tidak tahun depan sudah dibangun. Kami ingin pelabuhan yang aman dan layak untuk menunjang kehidupan kami,” ujarnya.
Editor: Redaksi