JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menyepakati tarif dagang baru dengan sejumlah negara mitra, termasuk Indonesia, menjelang tenggat 1 Agustus 2025. Kesepakatan ini mendorong penguatan ekspor Indonesia dan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah.
Dalam perjanjian tersebut, tarif atas produk Indonesia diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen. Penurunan ini memberikan ruang bagi peningkatan daya saing produk nasional di pasar AS. Sementara itu, produk asal Jepang juga mendapat penyesuaian tarif dari 25 persen menjadi 15 persen. AS saat ini masih melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa untuk menetapkan tarif serupa sebesar 15 persen.
Perkembangan tersebut menurunkan ketegangan perdagangan global dan memperkuat sentimen positif di pasar keuangan internasional. Imbasnya, nilai tukar rupiah menguat dan menembus level Rp16.290 per dolar AS, didorong oleh meningkatnya arus modal asing serta membaiknya ekspektasi investor terhadap aset negara berkembang.
“Penguatan ini juga didukung oleh perkembangan positif dari negosiasi tarif AS dengan sejumlah negara mitra. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada September 2025, dengan probabilitas sekitar 61%, turut memperkuat minat terhadap aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia,” ungkap sumber dari otoritas moneter nasional.
Dari sisi domestik, respons kebijakan turut berkontribusi menjaga stabilitas makroekonomi. Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dan mengoptimalkan instrumen pasar uang seperti SRBI dan SUVBI untuk menjaga daya tarik aset dalam negeri. Pemerintah juga mempercepat realisasi belanja APBN guna memperkuat permintaan domestik di tengah perbaikan sentimen global.
Likuiditas domestik menunjukkan tren perbaikan seiring pertumbuhan uang beredar. Hal ini menjadi sinyal positif bagi pembiayaan sektor produktif dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati kelanjutan negosiasi dagang AS dengan mitra utama serta arah kebijakan suku bunga The Fed. Di tingkat nasional, stabilitas politik dan kesinambungan agenda reformasi menjadi kunci menjaga kepercayaan investor.
Dengan stabilitas eksternal yang membaik dan sinergi kebijakan domestik yang berlanjut, nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp16.484 per dolar AS pada akhir 2025.[Bank Mandiri/red]
Editor: RedaksiReporter: Redaksi