ARAB SAUDI – Kondisi memprihatinkan menimpa jamaah haji asal Aceh di Padang Arafah, Kamis (8 Zulhijjah 1446 H/2025 M). Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, langsung turun tangan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) setelah menerima laporan sejumlah masalah yang menimpa jamaah dari Embarkasi Banda Aceh (BTJ), khususnya kloter 10, 11, dan 12.
Salah satu persoalan yang mencuat adalah tidak tersedianya tenda bagi sebagian jamaah, sehingga mereka terpaksa tidur di mushalla atau bahkan tidak tidur sama sekali. Lebih memprihatinkan lagi, sejumlah tenda yang sebelumnya telah disiapkan untuk jamaah asal Aceh diketahui telah diambil alih oleh jamaah dari embarkasi lain. “Hal ini membuat sejumlah kloter asal BTJ, khususnya Kloter 10 hingga 12, tidak mendapatkan tempat istirahat yang layak di lokasi wukuf,” ungkap Wagub.
Kondisi terburuk dialami oleh 45 jamaah dari Kloter 12 BTJ yang hingga pukul 03.00 dini hari waktu Arab Saudi belum juga diangkut oleh pihak syarikah ke lokasi wukuf di Arafah, meski mereka telah menunggu sejak pukul 07.00 pagi. Jamaah ini sebelumnya ditempatkan di sektor 4 kawasan Syisyah Raudhah, yang letaknya jauh dari mayoritas jamaah Aceh lainnya di sektor 9 wilayah Misfalah. Setibanya di Arafah sekitar pukul 04.00 WAS, “45 jamaah tersebut terlunta-lunta tanpa kejelasan tenda dan lokasi penginapan.”
Wagub Fadhlullah menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut dan menegaskan pentingnya koordinasi antar pihak agar pelayanan kepada jamaah lebih maksimal dan bermartabat. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang pada fase selanjutnya, khususnya di Muzdalifah dan Mina.
Sebagai tindak lanjut, tim dari Badan Pengawasan Keuangan (BPK) langsung turun ke lapangan bertepatan dengan kunjungan Wagub ke Arafah. Pemerintah Aceh mengimbau agar semua pihak terkait tidak saling menyalahkan, melainkan segera melakukan crosscheck dan langkah perbaikan menyeluruh demi kenyamanan dan kekhusyukan ibadah para tamu Allah.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi