Pekanbaru – Kemandirian ekonomi pesantren terus didorong Kementerian Agama melalui serangkaian program peningkatan kapasitas, salah satunya lewat penguatan kompetensi digital bagi para pengelola unit usaha. Upaya tersebut diwujudkan melalui Workshop Digital Marketing yang digelar untuk pesantren penerima bantuan inkubasi bisnis.
Kegiatan yang berlangsung tiga hari, 14–16 November 2025 di Pekanbaru, diikuti 50 peserta dari berbagai pondok pesantren. Hadir pula unsur Direktorat Pesantren serta narasumber dari Komdigi, Tim Ahli Kampung Kemandirian Pesantren, dan Businessfirst Consulting Jakarta. Para pemateri dipilih berdasarkan kompetensi dan relevansi tema pelatihan.
Kasubdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Pesantren, Suwardi, menegaskan pentingnya penguasaan pemasaran digital bagi pesantren yang tengah mengembangkan unit usaha. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas digital para pengelola usaha pesantren, sehingga unit usahanya dapat berkembang lebih maju dan memberi manfaat kesejahteraan bagi pesantren maupun masyarakat sekitar,” ujarnya di Riau, Sabtu (15/11/2025).
Kasubtim Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Pesantren, Yuliani Marsum, menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi bagian percepatan transformasi digital di lingkungan pesantren. “Materi yang diberikan mencakup konsep bisnis digital, branding, dan penguatan IT. Kami berharap seluruh pelatihan dapat langsung diimplementasikan dalam pengelolaan usaha masing-masing,” tegasnya.
Selama pelaksanaan workshop, peserta mendapatkan materi strategis terkait konsep digital marketing untuk bisnis pesantren, penguatan branding digital, transformasi digital serta peningkatan kapabilitas IT, hingga strategi konten kreatif untuk promosi produk di era digital.
Kegiatan juga dilengkapi Focus Group Discussion (FGD) guna merumuskan strategi pemasaran digital yang efektif dan relevan bagi unit usaha masing-masing pesantren. Melalui FGD ini, peserta menyusun langkah implementatif sesuai kebutuhan dan konteks lokal.
Para narasumber menekankan bahwa bantuan inkubasi bisnis merupakan pemicu awal bagi pengembangan usaha pesantren. Pemanfaatan digitalisasi, konsistensi, dan penguatan branding dinilai menjadi faktor penting bagi keberhasilan jangka panjang.
Peserta dari Pondok Pesantren Al Amin Dumai, K.H. Zainal Abidin, mengapresiasi manfaat pelatihan ini. “Kegiatan ini membangun ekosistem dan koneksi nyata antar-pesantren. Kami juga dipahamkan mengenai strategi digital marketing untuk menjual produk pesantren. Kami berharap kebijakan Presiden Prabowo untuk membentuk Dirjen Pesantren dapat memperluas fokus perhatian pada pemberdayaan masyarakat pesantren,” ungkapnya.
Workshop ditutup oleh Kasubdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Suwardi, yang kembali menegaskan pentingnya implementasi nyata dari seluruh materi. “Saya bangga dengan antusiasme peserta dari Riau. Semoga materi yang telah didapatkan dapat langsung diterapkan serta mendorong kolaborasi yang kuat antar-pengelola unit usaha pesantren,” pungkasnya.
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












