Jantho – Pasokan air untuk dua wilayah yakni Aceh Besar dan Banda Aceh dinilai semakin sulit dan mendesak, terlebih saat musim kemarau.
Oleh sebab itu, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional I Banda Aceh-Aceh Besar harus dipercepat agar segera rampung dan bisa difungsikan.
Hal itu dikatakan Bupati Aceh Besar, Muharram Idris atau Syech Muharram saat melakukan peninjauan pembangunan intake SPAM Regional I Banda Aceh-Aceh Besar di Krueng Brayeun, Kecamatan Leupung, Aceh Besar, beberapa waktu lalu.
Dalam peninjauan itu, Bupati didampingi Kadis PUPR Aceh Besar, Ir Syahrial Amnullah.
Pria yang akrab disapa Syech Muharram ini mengatakan, pembangunan SPAM tersebut dinilai mendesak seiring dengan pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh yang sangat signifikan.
Menurutnya, kondisi ini berdampak pada semakin besarnya kebutuhan air bersih yang harus disediakan untuk wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.
Sementara itu, urai dia, pasokan air bersih dari PDAM Tirta Mountala Aceh Besar dan Perumdam Tirta Daroy Kota Banda Aceh dirasa sudah semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan warga di kedua wilayah tersebut, apalagi bila memasuki musim kemarau.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh sejak tahun 2023 telah merencanakan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional I Aceh Besar-Banda Aceh.
SPAM Regional I ini berlokasi di Daerah Irigasi Geupeu Krueng Brayeun, Kecamatan Leupung, Aceh Besar untuk mencukupi pasokan air dua wilayah bertetangga tersebut.
“Rencana pembangunan intake SPAM Regional I Aceh Besar-Banda Aceh yang saat ini dalam proses pembebasan lahan merupakan program prioritas Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Besar, dan Pemko Banda Aceh,” katanya, Senin (23/6/2025).
Syech Muharram mengapresiasi pemerintah provinsi yang telah berusaha mencari solusi atas kekurangan ketersediaan air bersih untuk kawasan Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.
Menurutnya, jika intake SPAM Regional I ini selesai dibangun, diyakini kebutuhan air bersih untuk Aceh Besar dan Banda Aceh akan dapat terpenuhi.
Dalam peninjauan tersebut, Syech Muharram juga melihat langsung kondisi Bendung Daerah Irigasi Geupeu Krueng Brayeun, Kecamatan Leupung, di mana kondisinya sudah rusak berat.
Pihaknya, saat ini sudah mulai membuat perencanaan pembangunan kembali bendungan itu yang pembangunannya akan diusulkan melalui dana APBN.
“Saat ini, kita sedang inventarisir dan mengidentifikasi semua titik irigasi di Aceh Besar, mungkin ada yang harus dibangun ulang atau direnovasi,” jelasnya.
Pemkab Aceh Besar, kata Syech Muharram, akan memacu pembangunan infrastruktur di sektor pertanian ini, sehingga semua kawasan persawahan di Aceh Besar harus teraliri air.
Hal itu dilakukan guna menyukseskan program ketahanan pangan.
“Sehingga nantinya Aceh Besar menjadi daerah lumbung pangan di Aceh dan nasional. Di sisi lain akan berdampak pada naiknya pertumbuhan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ir Syahrial Amnullah, ST selaku Kadis PUPR Aceh Besar menyampaikan, bahwa Bendung Daerah Irigasi Geupeu Krueng Brayeun, Kecamatan Leupung ini nantinya akan dapat mengaliri sawah atau luas layanan sekitar 110 hektare (ha), yang meliputi persawahan Gampong Meunasah Mesjid, Meunasah Bak U, dan Deah Mamplam.
Editor: RedaksiSumber: https://Serambinews