Banda Aceh — Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Sosialisasi Sanitasi Aman di Balai Keurukon, Kamis (30/10/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Bidang Pemerintahan, Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Banda Aceh, Bachtiar, S.Sos., M.Si.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Wahyudi, S.STP., M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, Ritasari Pujiastuti, AP., M.Si, perwakilan Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, Yayasan Aceh Hijau, Pokja PKP Provinsi Aceh, Unicef Perwakilan Aceh, para Camat, dan Keuchik se-Kota Banda Aceh.
Dalam sambutannya, Asisten I Bachtiar menegaskan bahwa sanitasi bukan hanya urusan teknis, tetapi juga persoalan kemanusiaan dan keberadaban.
“Dari air bersih, pembuangan limbah, hingga pengelolaan tinja, semuanya berhubungan langsung dengan martabat, kesehatan, dan masa depan masyarakat,” ujarnya.
Ia mengapresiasi capaian Banda Aceh yang telah mencapai 100% kepemilikan jamban sehat permanen (JSP) dan 0% praktik buang air besar sembarangan (BABS). “Artinya, Banda Aceh telah berstatus sebagai kota bebas BABS. Namun pekerjaan kita belum selesai,” tegasnya.
Bachtiar mengungkapkan, dari total 76.721 rumah tangga, baru 7,04% yang memiliki tangki septik individual aman dan baru 12,86% yang memiliki akses sanitasi aman. “Target kita adalah mencapai 33% akses sanitasi aman pada tahun 2029, sebagaimana tertuang dalam RPJM Kota Banda Aceh,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengelolaan sanitasi menjadi bagian penting dari pilar Pembangunan Berkelanjutan dan Ketahanan Lingkungan dalam RPJM Kota Banda Aceh 2025–2029.
Ada empat strategi utama yang dijalankan, yaitu:
- Peningkatan akses sanitasi aman dan air bersih,
- Pembangunan berbasis lingkungan dan kesehatan masyarakat,
- Kolaborasi lintas sektor, serta
- Penguatan nilai keislaman dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Tahun ini, Pemko Banda Aceh telah memulai sejumlah langkah konkret seperti Revitalisasi Septic Tank Aman di 10 gampong pilot project bekerja sama dengan USAID IUWASH, pembangunan Wetland Buatan di Gampong Deah Raya, serta gerakan Sanitasi Aman dari Rumah bersama kader PKK dan sanitarian di seluruh puskesmas,” jelas Bachtiar.
Menurutnya, langkah-langkah tersebut bukan proyek jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang untuk kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk menyebarluaskan pesan pentingnya sanitasi aman di tingkat gampong. “Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk meneguhkan komitmen bersama — tidak ada lagi limbah rumah tangga yang mencemari air, tidak ada lagi sungai yang berbau, dan tidak ada lagi penyakit yang lahir dari lingkungan yang kotor,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Wahyudi, S.STP., M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota untuk mempercepat pencapaian target akses sanitasi aman sesuai arah pembangunan nasional.
“Dinas Kesehatan berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan kapasitas petugas sanitarian serta kader kesehatan dalam mendampingi masyarakat mengelola limbah rumah tangga secara aman,” ujar Wahyudi.
Ia berharap sosialisasi ini dapat memperluas pemahaman para peserta, terutama perangkat gampong dan kecamatan, mengenai pentingnya pengelolaan air limbah domestik yang aman. Selain itu, diharapkan pula kegiatan ini dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Kegiatan Sosialisasi Sanitasi Aman ini juga menjadi ajang memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan dalam mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Kolaborasi yang Sehat, Religius, dan Berkelanjutan.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












