Vatikan – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menjadi salah satu pembicara dalam Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” yang diselenggarakan di Vatikan, Roma. Dalam kesempatan tersebut, Menag berbicara tentang persaudaraan lintas agama sekaligus mengenang persahabatannya dengan mendiang Paus Fransiskus, yang membuat para tamu undangan memberikan tepuk tangan panjang.
Forum yang digagas oleh Komunitas Sant’ Egidio ini menghadirkan sejumlah tokoh dunia, termasuk Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Ahmed Al Tayeb, serta dihadiri para Kardinal, Uskup, Pastor, Suster, dan delegasi dari lebih 50 negara. Forum dipimpin Profesor Marco Impagliazzo, Presiden Komunitas Sant’ Egidio.
Dalam sambutannya, Menag mengungkapkan keterkejutannya atas wafatnya Paus Fransiskus. “Semua kenangan tentang Paus Fransiskus muncul di benak saya. Saya merasakan tarikan keras di hati saya,” kenangnya.
Menag bahkan menampilkan dua foto bersejarah: saat ia mencium kening Paus Fransiskus dan saat Paus mencium tangannya. Momen itu membuat suasana menjadi hening, dan banyak tamu terlihat terharu.
Menag menekankan bahwa persahabatannya dengan Paus Fransiskus bukan sekadar formalitas. Gestur sederhana seperti berjabat tangan sambil berjalan terasa penuh ketulusan dan kasih, yang bagi Menag merupakan pengalaman spiritual tentang persaudaraan manusia. Dalam percakapan singkat, Paus Fransiskus menyinggung Ensiklik Fratelli Tutti, tentang panggilan menjadi saudara lintas agama, ras, dan bangsa, yang disambut Menag dengan menjelaskan prinsip Islam tentang persaudaraan.
Menag juga mengenang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024, yang disambut hangat oleh seluruh warga. Saat itu, mereka menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama para pemimpin lintas agama, dan Paus meninggalkan pesan penuh kasih untuk rakyat Indonesia agar terus hidup dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang.
Menurut Menag, Paus Fransiskus adalah sosok yang rendah hati, penuh kasih, dan peduli terhadap lingkungan, yang menunjukkan teladan hidup sederhana namun bermakna. “Beliau mengajarkan kita untuk menjunjung kemanusiaan, kesederhanaan, dan cinta bagi semua ciptaan,” ujarnya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












