Home / News / Peristiwa

Jumat, 25 Juli 2025 - 17:52 WIB

FGD Ungkap Realita Buruk SDM Aceh, Dari Ketimpangan Gender hingga Lemahnya Konektivitas Kampus

mm Misri

FGD Soroti Krisis SDM di Aceh: Tantangan Investasi dan Ketimpangan Gender Jadi Fokus. Foto:Dok

FGD Soroti Krisis SDM di Aceh: Tantangan Investasi dan Ketimpangan Gender Jadi Fokus. Foto:Dok

Banda Aceh — Tantangan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Aceh kembali menjadi sorotan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Membangun SDM Unggul sebagai Fondasi Utama dalam Menarik Investasi Berkelanjutan” yang digelar pada Jumat, 25 Juli 2025 di Moorden, Pango, Banda Aceh.

‎Diskusi yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 17.00 WIB ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Nasrul Zaman, M.Kes (Pengamat Kebijakan Publik), Riswati, S.Pd.I, M.Si (Direktur Flower Aceh), dan M. Nur, S.H (Direktur ForBinA), dengan moderator Khairil Arista selaku Direktur Koalisi NGO HAM.

‎Dr. Nasrul Zaman: Pemerintah Aceh Masih Belum Serius Bangun SDM

‎Diskusi dibuka oleh Dr. Nasrul Zaman yang mengkritisi kurangnya keseriusan Pemerintah Aceh dalam menyiapkan SDM yang siap menghadapi tantangan masa depan, terutama di era kecerdasan buatan (AI) yang semakin masif.

‎“Pemerintah belum terkoneksi secara efektif dengan perguruan tinggi di Aceh. Padahal, kampus adalah mitra strategis pembangunan,” ungkapnya.

‎Ia menegaskan bahwa jika pola ini terus berlanjut, generasi muda Aceh akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai harapan.

‎M. Nur: SDM Itu Kita Sendiri, Tapi Negara Tidak Siap

‎Senada, Direktur ForBinA, M. Nur, S.H, menyatakan bahwa krisis SDM bukan hanya soal angka statistik, tapi tentang ketidaksiapan sistem.

‎“Banyak individu yang belum memiliki kapasitas memadai tapi sudah memimpin institusi. Negara pun tampak belum siap melahirkan SDM dengan kompetensi industri,” katanya.

‎M. Nur juga mendorong generasi muda untuk kritis dan berani menyuarakan protes terhadap kebijakan yang tak berpihak pada pertumbuhan dan masa depan Aceh.

‎Riswati: Tantangan Investasi Masih Diskriminatif Terhadap Perempuan

‎Sementara itu, Riswati, Direktur Flower Aceh, menyoroti persoalan ketimpangan gender dalam pembangunan SDM dan investasi.

‎“Tantangan investasi saat ini bukan hanya keahlian dan adaptasi ekonomi global, tapi juga soal ketidakadilan terhadap perempuan,” jelasnya.

‎Ia menyebutkan, perempuan masih sering mengalami diskriminasi dalam dunia kerja, khususnya yang sudah menikah. Selain itu, sektor industri juga belum sepenuhnya mendukung perlindungan kesehatan perempuan dan anak.

‎Riswati menambahkan bahwa ketidakpahaman pelaku UMKM terhadap transformasi digital juga menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi lokal.

‎“Masih banyak UMKM yang belum ‘melek’ digital, ini memperlambat laju investasi lokal dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

‎FGD ini ditutup dengan seruan bersama bahwa pembangunan SDM tidak bisa ditunda dan tidak boleh dilakukan setengah hati. Kolaborasi lintas sektor, keterbukaan pemerintah terhadap kritik, serta keberpihakan pada keadilan gender adalah kunci menuju Aceh yang lebih maju, tangguh, dan kompetitif di level nasional maupun global.

Baca Juga :  Marlina Perkuat PKK Aceh, Jemput Dukungan Nasional demi Dampak Nyata ke Desa

Editor: DahlanReporter: Misri

Share :

Baca Juga

Nasional

Gubernur Aceh soal Potensi Migas di 4 Pulau Berpolemik: Setara Andaman

Aceh Besar

BPBD Aceh Besar Catat 17 Bangunan Rusak Akibat Angin Kencang

News

Gelar TTG Aceh XXVI Resmi Dibuka, Pemerintah Dorong Inovasi Teknologi Berbasis Lokal

News

Wakapolda Aceh Hadiri Pawai Takbir Keliling Sambut Iduladha 1446 H

News

Kepentingan Politik Rugikan Anak-Anak: Jambore Pramuka Banda Aceh Dibatalkan Sepihak oleh Wali Kota

News

The Glory of Malahayati Cup 2025 Panaskan HUT ke-80 RI di Aceh, Hadirkan 228 Petenis dari Berbagai Kategori

Daerah

Ganjil Genap Tetap Berlaku di Jakarta Saat Hari Bhayangkara Selasa 1 Juli 2025

Daerah

Bupati Aceh Besar Hadiri Pembukaan Gelar TTG XXVI di Abdya