Depok – Annual International Conference on Islam, Science and Society (AICIS+) 2025 mencatat antusiasme luar biasa dari kalangan akademisi. Hingga saat ini, panitia telah menerima lebih dari 1.000 naskah penelitian dari berbagai lembaga di 18 negara, menandai semakin luasnya jangkauan internasional dan keragaman peserta.
Naskah yang masuk berasal dari Indonesia, Malaysia, India, Pakistan, Inggris, Arab Saudi, Kenya, Maroko, Nigeria, Qatar, Tiongkok, Mesir, Filipina, Singapura, Swiss, Thailand, Turki, dan Uganda.
Sekretaris UIII, Chaider S. Bamualim, menjelaskan bahwa portal pengajuan akan ditutup pada 15 Agustus 2025. Panitia AICIS+ 2025 memberikan kesempatan bagi para peneliti dari seluruh dunia untuk berkontribusi dalam pertemuan akademik bertaraf internasional ini.
“Menjelang batas waktu, jumlah pengajuan diperkirakan akan terus bertambah dan berpotensi mencapai angka baru,” ujar Chaider di Cimanggis, Kamis (14/8/2025).
Konferensi yang digelar Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bekerja sama dengan Kementerian Agama RI ini dikenal sebagai ruang pertemuan para pemikir dan peneliti untuk membahas interaksi kajian Islam, pendidikan, sains, dan isu sosial kontemporer.
“Partisipasi yang beragam ini menunjukkan AICIS+ semakin diakui sebagai forum internasional. Diskusi tentang pemikiran Islam, pendidikan, dan isu-isu kontemporer ternyata mendapat perhatian dari berbagai belahan dunia,” tambah Chaider.
Rektor UIII, Prof. Jamhari, menegaskan, “AICIS+ yang dulu bersifat nasional kini menjadi ajang pertemuan global. Harapan kami, forum ini bisa melahirkan dialog yang memperkaya keilmuan Islam sekaligus menawarkan solusi bagi tantangan bersama umat manusia di seluruh dunia.”
AICIS+ 2025 dijadwalkan berlangsung pada 29–31 Oktober 2025 di kampus UIII, Depok, dengan tema “Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan.“
Editor: RedaksiReporter: Redaksi