Home / Ekbis

Jumat, 11 Juli 2025 - 11:37 WIB

Sherpa G20 Afrika Selatan Bahas SDGs, Reformasi Keuangan, dan Tantangan Global

mm Redaksi

Di tengah kondisi perdagangan global yang penuh dinamika sangat cepat, Pemerintah terus mendorong penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan berbagai negara mitra dan kawasan strategis dunia. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali mengadakan pertemuan secara daring dengan Member of the Board - Minister in Charge of Trade of the Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev, pada Kamis (9/07).Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari proses perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA), sekaligus memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU). Sebelumnya, kedua Menteri bertemu pada pertemuan bilateral pada 29 Mei 2025 di Jakarta, serta pertemuan lanjutan di sela-sela acara mendampingi Presiden menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) pada 20 Juni 2025, yang menghasilkan penandatanganan Joint Statement mengenai penyelesaian secara substansial dari Perundingan FTA tersebut.Kedua Menteri menyampaikan apresiasi kepada Tim Perunding masing-masing atas capaian yang signifikan dalam proses perundingan, dan kembali menekankan komitmen kuat untuk segera memulai proses hukum domestik yang diperlukan guna menuju penandatanganan Indonesia-EAEU FTA.“Kami menyambut baik hasil yang telah dicapai oleh Tim Perunding. Ini menandai langkah penting menuju finalisasi I-EAEU FTA,” ujar Menko Airlangga.Menteri Slepnev juga menyampaikan pandangan serupa dan menegaskan kesiapan internal pihak EAEU untuk menyelesaikan proses legal bersama negara-negara anggota EAEU dalam waktu dekat.“Tim kami siap menjalankan proses sesuai jadwal yang telah disepakati,” ujar Menteri Slepnev.Kedua pihak menargetkan agar proses legal scrubbing dapat diselesaikan secepatnya, sehingga perjanjian dapat diselesaikan dan ditandatangani secara resmi pada Desember 2025.Di tengah isu-isu proteksionisme perdagangan global, hubungan perdagangan Indonesia dan EAEU terus meningkat. Pada kuartal pertama 2025, total perdagangan Indonesia-EAEU melonjak sebesar 84,40% mencapai USD1,57 miliar. Sedangkan, dari sisi investasi, EAEU merealisasikan investasi senilai USD 273,7 juta ke Indonesia yang naik hingga dua kali lipat dibandingkan total realisasi pada 2023.Didukung dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa dan peluang perluasan akses pasar melalui I-EAEU FTA, Menko Airlangga meyakini kerja sama ini merupakan pilar baru dalam diversifikasi pasar dan penguatan ketahanan ekonomi nasional Indonesia.Turut hadir dalam pertemuan ini yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Wicaksono, Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan/Chief Negotiator IEU CEPA Johni Martha. dok. ekon.go.id

Di tengah kondisi perdagangan global yang penuh dinamika sangat cepat, Pemerintah terus mendorong penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan berbagai negara mitra dan kawasan strategis dunia. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali mengadakan pertemuan secara daring dengan Member of the Board - Minister in Charge of Trade of the Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev, pada Kamis (9/07).Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari proses perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA), sekaligus memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU). Sebelumnya, kedua Menteri bertemu pada pertemuan bilateral pada 29 Mei 2025 di Jakarta, serta pertemuan lanjutan di sela-sela acara mendampingi Presiden menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) pada 20 Juni 2025, yang menghasilkan penandatanganan Joint Statement mengenai penyelesaian secara substansial dari Perundingan FTA tersebut.Kedua Menteri menyampaikan apresiasi kepada Tim Perunding masing-masing atas capaian yang signifikan dalam proses perundingan, dan kembali menekankan komitmen kuat untuk segera memulai proses hukum domestik yang diperlukan guna menuju penandatanganan Indonesia-EAEU FTA.“Kami menyambut baik hasil yang telah dicapai oleh Tim Perunding. Ini menandai langkah penting menuju finalisasi I-EAEU FTA,” ujar Menko Airlangga.Menteri Slepnev juga menyampaikan pandangan serupa dan menegaskan kesiapan internal pihak EAEU untuk menyelesaikan proses legal bersama negara-negara anggota EAEU dalam waktu dekat.“Tim kami siap menjalankan proses sesuai jadwal yang telah disepakati,” ujar Menteri Slepnev.Kedua pihak menargetkan agar proses legal scrubbing dapat diselesaikan secepatnya, sehingga perjanjian dapat diselesaikan dan ditandatangani secara resmi pada Desember 2025.Di tengah isu-isu proteksionisme perdagangan global, hubungan perdagangan Indonesia dan EAEU terus meningkat. Pada kuartal pertama 2025, total perdagangan Indonesia-EAEU melonjak sebesar 84,40% mencapai USD1,57 miliar. Sedangkan, dari sisi investasi, EAEU merealisasikan investasi senilai USD 273,7 juta ke Indonesia yang naik hingga dua kali lipat dibandingkan total realisasi pada 2023.Didukung dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa dan peluang perluasan akses pasar melalui I-EAEU FTA, Menko Airlangga meyakini kerja sama ini merupakan pilar baru dalam diversifikasi pasar dan penguatan ketahanan ekonomi nasional Indonesia.Turut hadir dalam pertemuan ini yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Wicaksono, Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan/Chief Negotiator IEU CEPA Johni Martha. dok. ekon.go.id

Sun City, Afrika Selatan — Dalam atmosfer serius namun penuh tensi, Pertemuan Sherpa G20 ke-3 di Sun City Resort, Provinsi North West, Afrika Selatan, digelar pada 25–27 Juni 2025. Forum yang dikawal ketat ini seolah menjadi arena “interogasi” bersama atas berbagai masalah besar dunia: keterlambatan SDGs, ketidakadilan keuangan global, hingga ketahanan pangan yang rawan “bobol”.

Sherpa G20 Afrika Selatan, Amb. Zane Dangor, tampil sebagai “penyidik utama” membuka pertemuan yang jadi bagian dari rangkaian Presidensi G20 Afrika Selatan tahun ini. Dalam sambutannya, ia tegas menegaskan: “Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan—tema utama Presidensi G20 Afrika Selatan—sangat penting untuk memperkuat multilateralisme dan mendorong reformasi dalam arsitektur keuangan global, pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dan respons bersama terhadap tantangan geopolitik dan ekonomi saat ini.”

Enam sesi utama disusun rapih bak kronologi kasus: mulai dari kontribusi G20 untuk pembangunan global, pembahasan isu-isu geopolitik terkini, pengarahan Finance Track dan Task Forces, sesi bersama G20 Engagement Groups, evaluasi lewat G20@20 Review, hingga perumusan elemen penting Leaders’ Declaration 2025.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Turun Lagi, Kini Jadi Rp1.907.000 per Gram per 4 Juli 2025

Dalam salah satu sesi Plenary, Co-Sous Sherpa G20 Indonesia, Ferry Ardiyanto, angkat bicara dengan nada tegas. Ia membeberkan “fakta-fakta lapangan” tentang perlunya penguatan integrasi ekonomi global di sektor strategis: pangan, energi, digitalisasi, hingga industri hijau.

“Sebagai negara maritim dan ekonomi berkembang, Indonesia menyerukan urgensi reformasi arsitektur keuangan global dan penguatan sistem perdagangan multilateral yang adil dan transparan dengan WTO sebagai pusatnya,” ujar Ferry Ardiyanto tanpa tedeng aling-aling.

Ia juga menyoroti pentingnya akses pembiayaan pembangunan yang setara untuk negara berkembang. Pernyataan ini seolah menjadi “barang bukti” kuat bahwa dunia masih belum adil terhadap mereka yang paling rentan.

Baca Juga :  CEO Jepang Terima Gaji Bitcoin, Tren Baru Dunia Kerja?

Sementara itu, Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan, Ronald Lamola, hadir pada sesi High-Level Dialogue dengan pesan yang menusuk. “G20 harus tetap menjadi forum utama kerja sama ekonomi internasional yang efektif dan inklusif di tengah meningkatnya tantangan global, termasuk konflik geopolitik, fragmentasi ekonomi, perubahan iklim, dan ketimpangan pembangunan,” katanya.

Ia menuntut multilateralisme yang lebih adil, percepatan SDGs, ketahanan pangan dan energi yang lebih kuat, serta inovasi digital yang inklusif. Para delegasi lain tak menyangkal bahwa SDGs saat ini banyak yang “tersandung” jauh dari target semula.

Bahkan, Presidensi Afrika Selatan juga akan mengajukan dokumen G20@20 Review, semacam “berkas kasus” yang mengevaluasi dua dekade kiprah G20. Indonesia, dalam pernyataan resminya, menyatakan mendukung penuh langkah ini. Ferry Ardiyanto menyebut: “Indonesia mendorong penguatan efektivitas G20 melalui sistem evaluasi yang lebih kuat, koordinasi lintas jalur kebijakan yang lebih baik, dan partisipasi yang lebih inklusif dalam merespons tantangan global masa kini seperti transisi energi, transformasi digital, dan reformasi kelembagaan global.”

Baca Juga :  Tanpa Utang Bank, Antam Optimistis Danai Investasi Rp7 Triliun Tahun Ini

Sebagai penutup, Ferry menegaskan lagi komitmen Indonesia pada tatanan internasional berbasis aturan dan multilateralisme. Ia menuntut agar Leaders’ Declaration nanti memuat aksi nyata untuk memperkuat ekonomi global, menstabilkan rantai pasok, memperkuat ketahanan pangan dan energi, mengelola mineral kritis secara adil, hingga meningkatkan konektivitas digital global.

Di balik agenda besar itu, Indonesia juga menjalankan diplomasi bilateral dengan tiga negara: Prancis, Meksiko, dan Inggris. Dalam pertemuan tertutup itu, mereka membicarakan kerja sama lanjutan di tingkat bilateral dan multilateral, memastikan tidak ada “skenario gelap” yang menghambat hubungan ke depan.***

Editor: RedaksiReporter: Redaksi

Share :

Baca Juga

Daerah

Regional CEO BSI Aceh Lakukan Kunjungan Silaturrahmi kepada Ketua MPU Aceh

Ekbis

BNI Optimalkan Momentum Pelonggaran Moneter Lewat Digitalisasi dan Efisiensi Pendanaan

Ekbis

BSI Perkuat Komitmen Program 3 Juta Rumah, Salurkan 10.000 Unit KPR FLPP

Ekbis

CEO Jepang Terima Gaji Bitcoin, Tren Baru Dunia Kerja?

Ekbis

UMKM Mandalika Raup Omzet Tiga Kali Lipat Saat MotoGP 2025

Ekbis

Rumah Qur’an BSI Resmi Diluncurkan, Wagub Aceh: Langkah Strategis Siapkan Generasi Qur’ani

Ekbis

Mau Liburan Hemat? Bayar Tiket.com di BYOND BSI Dapat Cashback Rp100K

Ekbis

Tokoh Ekonomi Syariah H. Aminullah Usman Dukung Wacana Bupati Aceh Selatan Bentuk LKMS: “Senjata Strategis Lawan Rentenir”