JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan pembangunan industri baterai kendaraan listrik dan pengolahan mineral strategis nasional. Perusahaan pelat merah ini mengumumkan telah menyiapkan anggaran investasi jumbo senilai Rp7 triliun pada tahun 2024, atau setara dengan sekitar 500 juta dolar AS.
Langkah investasi besar ini, menurut Antam, akan difokuskan pada proyek-proyek pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) serta penyelesaian pembangunan smelter alumunium yang strategis.
“Jadi secara anggaran kami total investasi tahun ini adalah sebesar Rp7 triliun, atau kisarnya sekitar Rp500 juta dolar AS. Sebagian besar adalah untuk investasi dalam proyek-proyek pengembangan seperti untuk pembangunan ekosistem EV battery,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam, Arianto Sabtonugroho Rudjito, di Jakarta, Kamis (12/6).
Tidak hanya itu, Antam juga akan melakukan pembaharuan fasilitas logam mulia di Gresik, Jawa Timur. Selain itu, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, juga ditargetkan rampung menggunakan anggaran tersebut.
Di tengah proyek-proyek ambisius tersebut, kondisi keuangan Antam justru menunjukkan kekuatan yang jarang dimiliki perusahaan besar sekelasnya. Hingga kini, Antam berdiri tanpa memiliki utang bank dalam neraca keuangannya. Fakta ini menjadi modal kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan rencana investasi tahun ini.
“Sehingga menurut kami posisi keuangan Antam itu sangat kuat untuk menopang pertumbuhan ke depan. Itulah alasannya kenapa kami sedang menjajaki pendanaan dari perbankan untuk membiayai total investasi tahun ini,” lanjut Arianto.
Sementara itu, sebagai bentuk akuntabilitas terhadap para pemegang saham, Antam memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp3,6 triliun atau setara Rp151,77 per lembar saham. Keputusan ini disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari yang sama di Jakarta.
Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menekankan bahwa pembagian dividen sepenuhnya berasal dari laba bersih perusahaan tahun buku 2024, yang juga berjumlah Rp3,6 triliun. Hal ini mencerminkan kinerja keuangan Antam yang dinilai sehat dan konsisten memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
“Pembagian dividen ini bukan hanya mencerminkan kinerja keuangan yang sehat, tapi juga menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Ardianto, yang kini menggantikan Nicolas D Kanter sebagai Direktur Utama.
Langkah-langkah strategis Antam dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan hilirisasi mineral mendapat sorotan positif dari pelaku industri. Dengan posisi keuangan yang solid dan tanpa beban utang bank, Antam diyakini akan lebih fleksibel dalam menjawab tantangan industri dan mengeksekusi investasi bernilai triliunan rupiah dengan presisi.***
Editor: RedaksiReporter: RedaksiSumber: https://www.antaranews.com/berita/4896009/antam-siapkan-rp7-triliun-untuk-perkuat-rantai-pasok-ev-hingga-smelter