Depok – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Annual International Conference on Islamic Studies Plus (AICIS+) di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok. Dari ratusan makalah ilmiah yang lolos seleksi, satu di antaranya berasal dari siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Ogan Komering Ilir (OKI).
Barliyana Liyantifa, siswi MAN IC OKI, berhasil menarik perhatian karena karyanya diterima di ajang ilmiah berskala internasional tersebut. Makalah berbahasa Inggris berjudul “Compliance with the Principles of IHL (International Humanitarian Law) in the Protection of Medical Facilities and Its Correlation with Mental Health Disorders among Palestinian Children: A Systematic Literature Review” ini sejajar dengan karya para akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi nasional maupun internasional.
Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, secara khusus menyambangi stan pameran MAN IC OKI untuk berdiskusi dengan Barliyana dan rekan-rekannya. Ia mengapresiasi semangat dan kemampuan siswa madrasah yang mampu bersaing di tingkat global.
“Ini bukti bahwa madrasah punya potensi besar di bidang riset dan akademik. Kita senang melihat semangat siswa madrasah yang bisa bersaing di level internasional seperti ini,” ujar Kamaruddin di kampus UIII, Rabu (29/10/2025).
Barliyana mengaku bangga dan terharu dapat menjadi bagian dari forum ilmiah internasional tersebut.
“Awalnya saya tidak menyangka bisa lolos. Ini pengalaman berharga untuk terus semangat meneliti dan membawa nama baik madrasah,” katanya.
Guru MAN IC OKI, Afryansyah, menilai capaian Barliyana menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk mengembangkan minat di bidang riset dan akademik.
“Kami mendukung penuh siswa dalam bidang yang mereka minati. Semoga mereka terus semangat belajar dan berprestasi hingga ke tingkat internasional,” ujarnya.
Selain mengunjungi stan MAN IC OKI, Kamaruddin Amin juga meninjau sejumlah stan lainnya di arena pameran AICIS+. Ia menilai banyak inovasi menarik dari madrasah dan perguruan tinggi keagamaan Islam yang perlu mendapat dukungan pemerintah.
“Banyak kreativitas dari teman-teman madrasah dan PTKI. Saya sudah meminta Direktur Diktis dan Direktur Madrasah untuk menindaklanjuti agar temuan-temuan ini bisa dikembangkan dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat,” jelasnya.
AICIS+ 2025 mengangkat tema “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future.” Kegiatan ini menjadi ajang pertemuan para peneliti, akademisi, dan praktisi pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri.***












