Home / Nasional

Jumat, 15 Agustus 2025 - 22:17 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Konstitusi Harus Jadi Landasan Kesejahteraan Rakyat

mm Redaksi

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan pertama pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPR RI, Jakarta, pada Jumat, 15 Agustus 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan pertama pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPR RI, Jakarta, pada Jumat, 15 Agustus 2025. (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kekuatan sebuah negara ditentukan oleh kemampuan menguasai dan mengelola kekayaan demi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pernyataan itu disampaikannya dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR-RI serta Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Dalam pidatonya, Presiden menyoroti distorsi sistem ekonomi nasional yang bertentangan dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945.

“Sungguh aneh negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini aneh sekali, tidak masuk di akal sehat, dan ternyata ada permainan manipulasi yang tadi sudah disinggung oleh ketua DPR yang saya beri nama serakahnomics,” ujar Presiden Prabowo.

Baca Juga :  Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, Cetak Sejarah di Diplomasi Global

Kepala Negara menilai, kelangkaan dan mahalnya harga pangan meski telah diberikan berbagai subsidi merupakan akibat pengabaian Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3 UUD 1945. “Masih terlalu banyak anak-anak yang kelaparan, petani dan nelayan yang kesulitan menjual hasil panennya, rakyat yang belum memiliki rumah layak huni, guru yang belum dihargai, serta keluarga yang tak sanggup berobat karena biaya atau karena tidak ada fasilitas kesehatan di daerahnya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Penjualan Hewan Kurban Tahun 2025 Turun?

Meski menghadapi tantangan, Presiden Prabowo melaporkan berbagai kemajuan signifikan dalam 299 hari pemerintahan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen di tengah gejolak global, sementara realisasi investasi semester pertama 2025 mencapai Rp942 triliun—naik 13,6 persen dari tahun sebelumnya—dan menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

Untuk pemerataan ekonomi, pemerintah membentuk 80 ribu Koperasi Desa dan Koperasi Kelurahan Merah Putih, yang berperan meningkatkan perekonomian desa, menjual bahan pokok bersubsidi, serta menyediakan akses protein, ikan, dan daging dengan harga terjangkau. “Koperasi di setiap desa akan meningkatkan ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja,” ucap Presiden.

Baca Juga :  Gubernur Aceh Terima Penghargaan Pimred Award 2025 di Banten

Selain itu, pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia dengan aset kelolaan lebih dari 1 triliun dolar AS, yang difokuskan mendorong investasi di hilirisasi sumber daya alam dan sektor strategis untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas.

Di sektor kesehatan, pemerintah memberikan cek kesehatan gratis kepada lebih dari 18 juta warga, meningkatkan kelas 66 rumah sakit di 66 kabupaten, serta mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur sebagai pusat layanan medis internasional. “Agar orang Indonesia tidak harus berobat ke luar negeri,” pungkas Presiden Prabowo.***

Editor: RedaksiReporter: Redaksi

Share :

Baca Juga

Nasional

Ketua TP PKK Aceh dan Ketua YJI Bahas Kerja Sama untuk Tingkatkan Kesehatan Jantung Remaja dan Perempuan

Ekbis

Wamendagri dan Walikota Banda Aceh Kunjungi Landmark BSI Aceh dalam Rangka Semiloka “Road to Launching Banda Aceh Kota Parfum Indonesia
Menag

Nasional

Menag Paparkan Ekoteologi dan Kurikulum Cinta di PPWK PBNU Surabaya

Nasional

PPG Angkatan II untuk Guru Pendidikan Agama Dimulai 1 September 2025

Nasional

Bintang Bulan Berkibar, Seruan Merdeka dan Referendum Terpampang di Spanduk Aksi

Nasional

Kemenag Siapkan Kuota Beasiswa S1 Dalam Negeri melalui Program BIB 2025

Hukrim

Kejagung Bantah Wilmar Group: Rp11,8 Triliun Bukan Dana Jaminan

Nasional

Prabowo Resmikan Pembangkit Listrik EBT di 15 Provinsi Senilai Rp 25 T