Rio de Janeiro — Sebuah langkah “berani” dilontarkan Presiden Prabowo Subianto saat berada di “pusat pertemuan para raksasa dunia” dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brazil. Di hadapan para pemimpin negara anggota, Prabowo mengusulkan agar BRICS menjadi motor penggerak terbentuknya south-south economic compact, kerja sama ekonomi negara-negara berkembang di belahan Bumi selatan.
Usulan itu terungkap dalam sesi kedua KTT yang membahas soal multilateralisme, keuangan, dan kecerdasan buatan. Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir, yang mendampingi Presiden, menyebutkan secara tegas: “Bapak Presiden sempat mengusulkan adalah South-South Economic Compact, di sini tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara global south untuk perdagangan, untuk juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya menjadi bagian dari supply chain.”
Prabowo tampil di urutan keenam pembicara setelah Perdana Menteri China. Di ruang sidang tertutup namun penuh tekanan diplomatik itu, Prabowo tampak memanfaatkan momentum sebagai “pemain baru” yang resmi menjadi anggota penuh BRICS sejak 6 Januari 2025.
Wamenlu Arrmanatha menjelaskan bahwa Prabowo juga menekankan pentingnya BRICS memimpin negara-negara global south untuk memperkuat multilateralisme yang diyakini semakin “tergerus dan ditinggalkan”. Ia berkata lantang: “Dalam hal ini, diharapkan BRICS bisa bersatu, menyatukan negara-negara global south, untuk terus mengingatkan bahwa hukum internasional, sistem multilateral yang kuat itu dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, untuk bisa menciptakan situasi kondusif untuk pembangunan.”
Presiden Prabowo, yang baru pertama kali menghadiri pertemuan puncak BRICS, juga mendapat sambutan khusus dari Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva selaku tuan rumah sekaligus Ketua BRICS tahun ini.
Rangkaian pertemuan puncak ini diwarnai dengan sikap tegas BRICS terhadap berbagai isu internasional. Dalam Deklarasi Rio de Janeiro yang menjadi hasil akhir pertemuan, BRICS mengecam serangan Israel terhadap Iran dan mendesak Israel menghentikan penggunaan kelaparan sebagai senjata terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Selain Prabowo, hadir pula para pemimpin negara anggota lainnya, termasuk Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri China Li, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly, Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi.
Indonesia, yang kini resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, disebut-sebut berpeluang menjadi salah satu poros penting dalam menggerakkan ekonomi negara-negara selatan. BRICS sendiri sejak terbentuk pada 2009 sudah mencakup sekitar 40 persen populasi dunia dan sepertiga perekonomian global. [antara]
Editor: RedaksiReporter: RedaksiSumber: https://www.antaranews.com/berita/4948205/presiden-prabowo-usul-south-south-economic-compact-di-ktt-ke-17-brics