Home / Daerah

Rabu, 13 Agustus 2025 - 20:02 WIB

Peluncuran KITATANGGUH Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Mitigasi Bencana

mm Redaksi

Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat membuka acara di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/8/2025). dok. Fadhlillah Hafizhan M/Kemenag RI

Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat membuka acara di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/8/2025). dok. Fadhlillah Hafizhan M/Kemenag RI

Jakarta – Peluncuran awal program nasional KITATANGGUH menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mitigasi bencana, termasuk dukungan Kementerian Agama yang kerap memanfaatkan rumah ibadah sebagai lokasi pengungsian.

“Di berbagai tempat kami mengunjungi akibat bencana, masjid rumah ibadah adalah tempat pertama yang menjadi shelter bagi masyarakat,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat membuka acara di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

KITATANGGUH dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat dengan mengintegrasikan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas. Tujuannya, meminimalkan risiko dan kerugian akibat bencana.

Baca Juga :  Ini 5 Anggota Komisioner Baitul Mal Banda Aceh, Ditetapkan DPRK Sesuai Hasil Fit and Proper Test

Pratikno mengungkapkan, berdasarkan analisis data yang dikombinasikan dengan teknologi AI, kerugian akibat bencana pada 2024 mencapai Rp665 triliun. “Kerugian ekonomi langsung sekitar Rp65 triliun. Namun, jika dihitung kerugian tidak langsung seperti penurunan PDB, gangguan perdagangan, dan produktivitas ekonomi, nilainya jauh lebih besar,” jelasnya.

Ia menyebut hampir 2.000 kejadian bencana terjadi tahun lalu, dengan lebih dari 8 juta orang terdampak, mayoritas berupa bencana hidrometeorologi.

Baca Juga :  Kemenag Gelar Silatnas FKUB dan Lembaga Keagamaan Awal Agustus, Presiden Dijadwalkan Hadir

Kementerian Agama, lanjut Pratikno, memiliki peran strategis dalam edukasi pengurangan risiko bencana melalui jalur pendidikan keagamaan. Materi mitigasi dapat dimasukkan dalam pembelajaran di madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan untuk membentuk kesadaran sejak dini.

Pratikno menekankan pentingnya membangun budaya tangguh di masyarakat. Langkah sederhana seperti menjaga lingkungan, menanam pohon, dan tidak membuang sampah sembarangan dinilai efektif mencegah dampak lebih besar. “Kegiatan preventif di level masyarakat dan pemerintah harus terus dilakukan, termasuk inovasi teknologi untuk mitigasi bencana,” ujarnya.

Baca Juga :  Glee Madat Siap Jadi Sentra Jagung Unggul, Bupati Aceh Besar Beri Lampu Hijau

Ia juga menyoroti pentingnya desain rumah ibadah, sekolah, dan fasilitas publik agar aman dan nyaman digunakan sebagai tempat evakuasi. “Fasilitas publik juga harus dirancang menjadi tempat untuk shelter yang aman dan nyaman bagi para pengungsi. Sekolah juga demikian dalam situasi emergency,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Pratikno mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan mengurangi risiko bencana. “Ini bukan hanya tugas dan fungsi sebagai seorang pejabat, tetapi adalah misi kemanusiaan yang harus kita jalankan,” pungkasnya.***

Editor: RedaksiReporter: Redaksi

Share :

Baca Juga

Daerah

Bupati Aceh Timur Hadiri HUT Kejaksaan ke-80, Tekankan Pentingnya Sinergi Penegakan Hukum

Daerah

Satgas Yonif 112/DJ Beri Layanan Kesehatan Gratis

Daerah

Dekranasda Aceh Lakukan Pembinaan Desa Kerajinan di Aceh Timur

Daerah

Komisi I DPRA Ingin Tata Dapil, Simeulue Kemungkinan Jadi Dapil Khusus

Daerah

Wabup Aceh Utara Buka Pendidikan Kader Ulama Angkatan IX

Daerah

Babinsa Silih Nara Bersama Warga Gotong Royong Bersihkan Jalan Desa

Daerah

Diduga Simpan Ganja di Rumah Kebun, Seorang Pria Dibekuk Polisi

Daerah

Mayjen TNI Niko Fahrizal Apresiasi Dukungan SEMMI terhadap program Kodam IM