Bireuen – SMKN 1 Bireuen menjadi pusat kegiatan Mobile Training Unit (MTU) yang digelar Dinas Pendidikan Aceh melalui Bidang Pembinaan SMK. Sejak 31 Oktober hingga 12 November 2025, suasana sekolah tampak hidup dengan aktivitas pelatihan keterampilan yang berorientasi praktik langsung dan kerja nyata.
Kegiatan ini dikomandoi oleh Marfiadi, Staf Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh yang juga menjabat sebagai Koordinator MTU di SMKN 1 Bireuen. Dalam laporannya kepada media pada Senin (10/11/2025), ia menyebut pelatihan mencakup empat kompetensi utama untuk membentuk siswa kreatif, terampil, dan siap bersaing di dunia kerja.
“Empat bidang keahlian yang kami latih meliputi Bricklaying, Joinery, Plambing, dan Cabinet Making,” ujar Marfiadi.
Di bidang Bricklaying, peserta diajarkan membuat pot bunga dari beton hingga pemasangan keramik. Pada Joinery, mereka berlatih membuat kusen dan daun jendela dengan tingkat presisi tinggi.
Bidang Plambing berfokus pada instalasi air bersih dan air kotor untuk kamar mandi serta pemasangan kloset. Sedangkan Cabinet Making mengajarkan pembuatan lemari satu pintu dari awal hingga hasil akhir.
Empat instruktur berpengalaman turut dilibatkan untuk memberikan pengalaman belajar profesional kepada siswa. “Mereka adalah Munawar Khalil, S.Pd dari SMKN 2 Karang Baru (Bricklaying), Firdaus, S.ST dari SMKN 2 Banda Aceh (Joinery), Irwansyah, S.ST dari SMKN 2 Langsa (Plambing), serta Lilik, S.Pd praktisi Freeline untuk Cabinet Making,” jelas Marfiadi.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Kabid Pembinaan SMK, dan Kepala SMKN 1 Bireuen atas dukungan terhadap kegiatan teaching factory ini. “Terima kasih atas dukungan dan kepercayaannya. Melalui kegiatan MTU ini, kami berkomitmen membentuk generasi SMK yang siap kerja, kreatif, dan berdaya saing tinggi,” ungkapnya penuh semangat.
Marfiadi menegaskan, pelatihan MTU bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga membangun kebanggaan siswa terhadap dunia vokasi. “Dengan pelatihan yang bersifat hands-on dan didampingi instruktur kompeten, siswa benar-benar merasakan pengalaman nyata dunia kerja,” jelasnya.
Ia menutup dengan pesan inspiratif. “Dari pot bunga, sanitasi air bersih dan kotor, pemasangan keramik hingga lemari satu pintu, siswa SMKN 1 Bireuen telah membuktikan bahwa karya nyata lahir dari tangan-tangan terampil anak vokasi Aceh,” tutupnya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












