Home / Politik

Selasa, 12 Agustus 2025 - 18:37 WIB

MoU Kemenag-Bawaslu Perkuat Pengawasan Pemilu, Prioritas Daerah Rawan Konflik

mm Redaksi

Menteri Agama melakukan audiensi dengan Bawaslu. dok. Kemenag RI

Menteri Agama melakukan audiensi dengan Bawaslu. dok. Kemenag RI

JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja sepakat menyiapkan nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat pengawasan partisipatif dalam pemilu. Kerja sama ini akan difokuskan pada pengawasan partisipatif, penguatan pendidikan politik, dan pelibatan kelompok perempuan dalam seluruh proses penyelenggaraan pemilu.

“Kerja sama ini akan difokuskan pada pengawasan partisipatif, penguatan pendidikan politik, dan pelibatan kelompok perempuan dalam seluruh proses penyelenggaraan pemilu,” ujar Rahmat Bagja, Ketua Bawaslu, Selasa (12/08/2025).

Menurut Rahmat Bagja, pendidikan politik yang berkesinambungan sangat penting agar masyarakat tidak hanya memahami proses pemilu saat pemungutan suara saja. “Pendidikan politik tidak bisa di-captured hanya pada saat tahapan pemilu dimulai. Harus dilakukan sejak jauh hari, melibatkan partai politik, ormas, perguruan tinggi, dan tokoh agama,” tambahnya.

Baca Juga :  DPR Aceh Serahkan Laporan Reses I 2025 

Program kerja sama ini juga menargetkan kelompok perempuan dengan konsep “Perempuan Berdaya Pengawas.” Rahmat menilai perempuan memiliki kemampuan yang lebih kompetitif dalam melakukan pengawasan dibanding laki-laki. “Sepengalaman kami, perempuan lebih kompetitif dalam melakukan pengawasan dibanding laki-laki. Keterlibatan mereka akan memperkuat proses demokrasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Keputusan Sepihak Israel Ambil Alih Gaza, Indonesia Mengecam Keras

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Kementerian Agama siap memberikan dukungan penuh terhadap program ini. “Saya berkepentingan secara khusus untuk mendukung Bawaslu. Pertama yang bisa kami lakukan adalah segera menandatangani MoU,” ujar Nasaruddin.

Nasaruddin juga menekankan pentingnya keterlibatan tokoh agama dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, masyarakat paternalistik cenderung mengikuti arahan tokoh agama dan tokoh masyarakat. “Jika mereka terlibat, stabilitas politik akan lebih terjaga,” tegas Menag.

Program kerja sama tersebut akan diprioritaskan pada daerah rawan konflik, termasuk Papua dan wilayah multi-etnis. Nasaruddin menegaskan pentingnya memastikan setiap tahapan pemilu berjalan dengan damai dan aman, khususnya di daerah yang berpotensi terjadi gesekan sosial. “Kita harus memastikan setiap tahapan pemilu berjalan damai dan aman, apalagi di daerah dengan potensi gesekan tinggi,” tambahnya.

Baca Juga :  Bahlil Tegaskan Piaynemo dan Gag di Raja Ampat Tak Tercemar, Ini Faktanya

Selain itu, Menag Nasaruddin mengingatkan bahwa penguatan pengawasan partisipatif bukan hanya tanggung jawab penyelenggara pemilu, tetapi juga seluruh komponen bangsa. “Harus melibatkan semua stakeholder agar kualitas demokrasi kita terus membaik,” pungkasnya.***

Editor: RedaksiReporter: Redaksi

Share :

Baca Juga

Parlementarial

Anggota Komisi III DPRA Dukung Pembangunan PLTSa, Dorong Aceh Masuk dalam Revisi Perpres 35/2018 sebagai Lokasi Prioritas

Politik

Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah Dinilai Berdampak Sistemik, MPR Diminta Jadi Pengawal Demokrasi

Politik

Wamenhan Resmi Buka Pendidikan Mahasiswa Baru Unhan RI Tahun Akademik 2025/2026

Daerah

Idul Adha, Momentum Kepedulian, Silaturahmi, dan Refleksi Diri

Nasional

Pulau Dikembalikan, Terima Kasih Pak Prabowo

Politik

Cegah Konflik Kawasan, Hadi Surya Minta BKSDA Aceh Cek Langsung Lahan Sawit PT ALIS

Pemerintah Aceh

Mualem Dukung Kebijakan Swasembada Pangan Presiden Prabowo

Politik

PWI Aceh Apresiasi Peran Wartawan di Balik Polemik Empat Pulau