Banda Aceh – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, menggelar pertemuan dengan jajaran pimpinan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Pusat di Sekretariat Posko Tanggap Darurat Aceh, Kamis (4/12/2025). Pertemuan tersebut juga dihadiri pimpinan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Organisasi Angkutan Darat (Organda), serta Yayasan Buddha Tzu Chi.
Pertemuan ini membahas perkembangan terkini penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda berbagai wilayah di Aceh, serta langkah percepatan pemulihan logistik, infrastruktur, dan ekonomi masyarakat.
Aceh Utara dan Aceh Tamiang Masih dalam Status Darurat
Dalam paparannya, Sekda memaparkan kondisi lapangan terkini, termasuk proses evakuasi yang telah dilakukan di hampir seluruh wilayah terdampak. Ia menyampaikan bahwa Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Tamiang masih berada dalam status darurat dan membutuhkan penanganan segera.
Distribusi logistik ke wilayah Aceh Tamiang kini mulai masuk melalui jalur laut dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju Kuala Langsa, sebelum diteruskan ke lokasi terdampak. Namun sejumlah daerah pedalaman masih terisolasi sehingga memerlukan alternatif akses.
Kondisi serupa juga terjadi di Aceh Utara, terutama di Sawang, Langkahan, Jambo Aye, dan beberapa kawasan Seuneuddon yang masih memerlukan perhatian khusus.
Akses Darat Berangsur Pulih, Logistik Menipis
Di wilayah tengah, Sekda menjelaskan bahwa jalur konektivitas darat berangsur membaik. Saat ini akses darat sudah dapat ditembus hingga jarak 42 kilometer dan diperkirakan akan terbuka lebih jauh dalam dua hari mendatang.
Namun, kebutuhan logistik semakin mendesak. “Pasokan beras di Bulog setempat sudah menipis. Kami sedang mengupayakan suplai tambahan, termasuk untuk Gayo Lues yang masih memiliki titik terisolasi akibat jembatan putus,” kata Sekda.
Kerusakan Rumah Capai 75.000 Unit, Lampaui Tsunami 2004
Kerusakan infrastruktur dan permukiman menjadi salah satu keprihatinan utama. Lebih dari 75.000 rumah dilaporkan rusak, jumlah yang bahkan melampaui dampak kerusakan permukiman saat tsunami 2004.
Pemerintah Aceh terus berkoordinasi dengan BNPB untuk percepatan mobilisasi alat berat, terutama karena banyak rumah warga tertimbun endapan lumpur yang mulai mengeras.
Jembatan Penghubung Dikebut, Target 2–3 Hari Rampung
Untuk mempercepat mobilitas bantuan, pembangunan jembatan penghubung di jalur Bireuen–Aceh Utara dan Bener Meriah kini memasuki hari keempat. Sekda optimistis pembangunan tersebut dapat selesai dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Dengan tersambungnya jembatan ini, distribusi bantuan melalui jalur darat diharapkan jauh lebih cepat dan mampu mengangkut logistik dalam kapasitas besar dibandingkan jalur udara.
Pemulihan Komunikasi Baru 51%
Sementara itu, pemulihan jaringan komunikasi baru mencapai 51%. Pemerintah menargetkan peningkatan hingga 75% dalam dua hari mendatang, terutama di wilayah yang mengalami dampak paling parah.
Sekda juga menekankan kebutuhan dukungan pemerintah pusat serta BUMN, khususnya PLN, untuk mempercepat pemulihan listrik.
HIPMI, Kadin, IWAPI dan Tzu Chi Siap Dukung Pemulihan
Ketua Umum HIPMI, Akbar Himawan Buchari, menyampaikan dukacita dan menegaskan komitmen HIPMI untuk membantu Aceh tidak hanya melalui penyaluran logistik, tetapi juga melalui dukungan pemulihan infrastruktur.
Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, turut menyampaikan dukungan penuh Kadin dalam proses penanggulangan bencana di Aceh.
Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi, menyampaikan bahwa sejak hari pertama bencana, pihaknya telah membuka dapur umum dan menggalang dana untuk masyarakat terdampak.
BPBA mencatat bahwa dari skala dampak, bencana kali ini jauh lebih besar dibanding tsunami 2004, meski jumlah korban jiwa tidak sebanyak peristiwa 2004.
Yayasan Buddha Tzu Chi juga menyatakan kesiapan mendukung pemulihan infrastruktur dan menyoroti pentingnya pendampingan bagi pelaku usaha yang terdampak agar ekosistem bisnis dapat kembali pulih.
Sinergi Semua Pihak Diharapkan Percepat Pemulihan
Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak dan berharap sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan organisasi kemanusiaan dapat mempercepat proses pemulihan masyarakat di seluruh wilayah terdampak.
Editor: Dahlan












