Banda Aceh — Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Aceh mengeluarkan pernyataan keras terkait maraknya dugaan praktik mar up harga Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran di sejumlah wilayah Aceh yang sedang dilanda banjir.
Sekretaris PW IPNU Aceh, Nasrullah, pada Selasa (2/12/2025) kepada media ini mendesak Hiswana Migas Aceh bersama pemerintah dan aparat terkait untuk segera turun tangan dan mengambil tindakan tegas tanpa toleransi.
Nasrullah menilai praktik menaikkan harga BBM saat kondisi darurat bukan hanya tidak beretika, tetapi bertentangan dengan nilai kemanusiaan karena memanfaatkan kesulitan masyarakat.
“Ketika warga sedang berjuang menghadapi banjir, ada oknum penjual eceran yang mengambil kesempatan dengan menaikkan harga BBM. Ini perilaku tidak bermoral dan merugikan masyarakat. Kami minta Hiswana Migas Aceh bertindak tegas serta melakukan penindakan nyata di lapangan,” tegas Nasrullah.
Ia menekankan bahwa pengawasan distribusi dan harga BBM tidak boleh longgar, terutama di tengah bencana. Menurutnya, situasi seperti ini harus menjadi alarm bagi pemerintah Aceh untuk memperketat regulasi dan pengendalian terhadap penjualan BBM eceran yang selama ini sering luput dari kontrol.
“Ini sudah saatnya kontrol dan pengawasan BBM diperketat. Pemerintah Aceh bersama Hiswana Migas tidak cukup hanya menyampaikan imbauan harus ada tindakan. Jangan biarkan masyarakat menjadi korban kedua setelah banjir,” tambahnya.
Nasrullah juga meminta aparat penegak hukum melakukan patroli dan pengecekan rutin agar tidak ada pihak yang mencari keuntungan pribadi di tengah penderitaan warga.
PW IPNU Aceh turut mengimbau masyarakat untuk tidak diam. Jika menemukan penjualan BBM eceran dengan harga tidak wajar, masyarakat diminta segera melapor agar bisa ditindaklanjuti secepatnya.
“Bencana bukan ruang untuk aji mumpung. Semua pihak harus bersinergi membantu masyarakat, bukan memperburuk keadaan. Laporkan bila ada pelanggaran ini demi kebaikan bersama,” ujar Nasrullah.
Nasrullah juga menyoroti kondisi antrian panjang kendaraan roda dua maupun roda empat di hampir seluruh SPBU di Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. Ia menyebut situasi ini sangat memprihatinkan dan menggambarkan betapa tidak stabilnya distribusi BBM di tengah bencana.
“Antrian BBM sekarang sudah sangat miris. Di banyak SPBU, kendaraan mengular hingga lebih dari satu kilometer. Warga harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan BBM,” tutup Nasrullah.
Editor: Dahlan












