Humbang Hasundutan — Meski harus berjalan di jalanan berlumpur dan jauh dari keluarga, guru muda Baida Rani tetap bersemangat mengajar di daerah terpencil. Guru CPNS asal Aek Nabara, Labuhan Batu, kelahiran 1995 itu kini mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Humbang Hasundutan, Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat.
Baida Rani sebelumnya mengajar di SMA dan SMK swasta Tanjung Morawa. Setelah lulus seleksi CPNS 2024, ia ditempatkan di madrasah yang hanya bisa dijangkau dengan sepeda motor trail atau berjalan kaki puluhan menit.
“Awalnya saya kaget, karena harus jauh dari suami dan keluarga dan fasilitas serba terbatas. Tapi ketika melihat semangat anak-anak untuk belajar, semua rasa lelah itu hilang,” kata Rani di Doloksanggul, Sabtu (19/7/2025).
Ruang kelas di madrasah itu masih sederhana dengan jumlah meja dan kursi terbatas. Sebagian siswa harus duduk berdesakan. Namun, antusiasme mereka tinggi. Banyak siswa berjalan kaki sejauh 3–5 kilometer setiap hari untuk sekolah.
Selain mengajar sebagai guru kelas, Rani juga membantu menyusun program belajar tambahan bagi siswa yang tertinggal, ikut kegiatan sosial, hingga membantu perbaikan bangunan sekolah.
Kepala Madrasah Ridawati Sinaga S.Pd mengapresiasi dedikasi guru-guru muda seperti Rani yang bersedia mengajar di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
“Mereka adalah pahlawan sejati. Datang dengan hati, bekerja dengan ikhlas, dan memberi harapan bagi generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Rani mengatakan tetap bertahan karena percaya pendidikan adalah kunci perubahan. “Jika kita mau bergerak dan mengajar dari hati, maka perubahan itu akan nyata, meski dimulai dari pelosok terpencil,” pungkasnya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi