Jombang – Lima ilmuwan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berhasil masuk daftar Top 2% Scientist Worldwide versi Stanford–Elsevier 2025. Total, ada 209 peneliti Indonesia dari berbagai institusi yang tercatat dalam rilis ini.
“Masuknya lima nama dari PTKIN pada daftar Top 2% Stanford–Elsevier tidak hanya membanggakan, tetapi juga menegaskan bahwa transformasi mutu, budaya publikasi bereputasi, dan kolaborasi internasional di kampus-kampus keagamaan negeri berjalan pada jalur yang tepat,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amin Suyitno. Senin, 22 September 2025.
Siapa Saja Ilmuwan PTKIN Tersebut?
Lima ilmuwan yang tercatat antara lain:
- Prof. Maila Dinia Husni Rahiem – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Education; AI & Image Processing)
- Prof. Muhammad Siddiq Armia – UIN Ar-Raniry Banda Aceh (Law; Education)
- Prof. Saiful Mujani – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (History; International Relations)
- Prof. Mursyid Djawas – UIN Ar-Raniry Banda Aceh (History; Historical Studies)
- Dr. Habibis Saleh – UIN Sultan Syarif Kasim Riau (Mechanical Engineering & Energy)
Daftar ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding 2023 dan 2024, di mana hanya Prof. Maila yang tercatat. Tahun ini, PTKIN menorehkan lima nama sekaligus, menandai lonjakan capaian riset.
Top 2% Stanford–Elsevier: Kredibilitas Global
Peringkat Top 2% Scientist Worldwide disusun tim Prof. John P. A. Ioannidis (Stanford) berbasis data Scopus. Penilaian mencakup sitasi, indeks H, pengaruh co-authorship, dan performa di sub-bidang. Metodologi ini transparan, lintas-disiplin, dan berbasis data internasional, bukan nominasi subjektif.
Fondasi dan Strategi Riset PTKIN
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Arskal Salim, menekankan tata kelola riset yang matang: research road-mapping, penguatan etika riset, unit pendampingan publikasi, hingga kerja sama internasional. “Hasilnya terukur di indeks global,” ujarnya.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menambahkan bahwa lima nama di 2025 menunjukkan PTKIN siap berlari lebih jauh. Skema research clinic, mentoring publikasi bereputasi, dan hibah kolaboratif lintas kampus serta negara diperluas untuk meningkatkan dampak riset pada kebijakan, kurikulum, dan pengabdian masyarakat.
Tiga Makna Strategis
- Legitimasi ilmiah internasional – riset PTKIN diakui secara global.
- Efek pengganda kultur akademik – mendorong publikasi bereputasi dan kolaborasi lintas disiplin.
- Dampak kebijakan & layanan publik – riset mendukung inovasi dan kebijakan berbasis bukti.
Kemenag mendorong seluruh PTKIN menjadikan capaian ini sebagai momentum akselerasi, dengan fokus pada kolaborasi riset global, open science, literasi data & AI, serta peningkatan grant-writing dan research visibility.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi