Depok – Pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian besar pada pendidikan pesantren. Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i dalam Sarasehan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor di Aula Nyi Ageng Serang, Buperta Cibubur, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Romo menyebut pesantren sebagai salah satu model pendidikan tertua di Indonesia yang terbukti mampu beradaptasi dengan zaman. “Meskipun berawal dari tradisi lesehan, pesantren kini telah berkembang pesat dan tetap relevan,” ungkapnya, Sabtu (13/9/2025).
Berdasarkan data Kementerian Agama, terdapat lebih dari 42.000 pesantren dengan lebih dari 10 juta santri di seluruh Indonesia. “Pesantren adalah Indonesia, dan bicara Indonesia tidak boleh melupakan pesantren,” sambung Romo.
Ia menambahkan, perhatian pemerintah semakin kuat sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Regulasi ini menjadikan pesantren sebagai subsistem pendidikan nasional yang mandiri.
“Artinya, semua jenis dan jenjang pendidikan di pesantren kini dianggap setara dengan pendidikan umum, yang memungkinkan alumni pesantren diterima di mana saja sesuai jenjang ijazahnya,” jelas Wamenag.
Romo menegaskan, dana abadi pesantren akan menjadi agenda utama pemerintahan Presiden Prabowo. “Dana ini tidak akan disatukan dengan dana abadi lainnya yang sudah ada, untuk memastikan alokasinya tepat sasaran,” katanya.
Ia juga berharap di era kepemimpinan Presiden Prabowo, target pendirian 200 perguruan tinggi pesantren seperti di lingkungan Gontor dapat diwujudkan.
Acara sarasehan tersebut turut dihadiri Pimpinan Pondok Modern Gontor, para pimpinan pondok pesantren alumni Gontor, serta Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang juga alumni Gontor.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi