Jakarta – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) RI Taufik Hidayat mewakili Menpora Erick Thohir saat menghadiri Presentasi Uji Publik Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2025 di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian penilaian terhadap keterbukaan informasi publik di kementerian tersebut.
Taufik hadir didampingi Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora) Gunawan Suswantoro. Di hadapan tiga tim penilai—Rospita Vici Paulyn dari Komisi Informasi Pusat, Karyono Wibowo dari Indonesian Public Institute, dan Moh Yasin dari hukumonline—ia menyampaikan berbagai langkah transformasi yang tengah dijalankan Kemenpora.
Menurutnya, Menpora Erick Thohir selalu memberi perhatian khusus terhadap pembentukan pemuda berkarakter melalui transformasi olahraga sekaligus mendorong keterbukaan layanan informasi publik. “Demi terwujudnya kedigdayaan bangsa melalui pemuda berkarakter, masyarakat bugar, duta bangsa yang berprestasi di tingkat dunia, serta industri olahraga yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia emas,” terang Wamenpora.
Taufik juga memaparkan agenda reformasi birokrasi dengan penyederhanaan regulasi dari 191 peraturan menjadi maksimal 20. Upaya ini dilakukan agar kebijakan tidak tumpang tindih dan tata kelola semakin efisien. “Penyederhanaan regulasi dapat mengatasi tumpang tindih, duplikasi, dan fragmentasi yang mengganggu efisiensi peraturan di lingkungan Kemenpora. Perbaikan tata kelola administrasi sejalan dengan perintah presiden, evaluasi dan transformasi juga akan dilakukan secara internal. Kami akan memastikan pengelolaan dana APBN dapat dipertanggungjawabkan secara transparan,” bebernya.
Dari aspek digitalisasi, ia menyebut dua platform yang telah berjalan: Kawalpora sebagai sistem pengelolaan pendanaan olahraga nasional, dan Sitenor yang memuat data tenaga keolahragaan berlisensi dari tingkat lokal hingga internasional. “Kedua situs ini dapat diakses oleh publik, artinya bersifat transparan, karena publik bisa langsung mengawasi terhadap anggaran yang masuk ke cabor maupun data tenaga olahraga,” jelasnya.
Taufik juga menyinggung peningkatan pelayanan publik melalui program Bincang Literasi serta penyediaan fasilitas ramah disabilitas, mulai dari akses kursi roda hingga fitur aksesibilitas di website. Kemenpora turut menjalankan program internal SIGMA serta Forum Keterbukaan Informasi Publik sebagai ruang partisipasi masyarakat.
Ia menyebut Kemenpora memiliki kebijakan strategis terkait prestasi olahraga, peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Pada kesempatan itu, Taufik mengungkapkan kehadirannya kali ini merupakan uji publik KIP kedua yang ia hadiri. “Mempertahankan itu lebih berat. Apalagi yang sudah kami informasikan ke publik harus kami perbaiki setiap hari, setiap minggu, setiap bulan,” sebutnya.
Menurutnya, mempertahankan predikat Informatif—yang diraih Kemenpora pada Monev KIP 2024—menjadi tantangan tersendiri. Namun ia memastikan evaluasi akan terus dilakukan.
“Kita tidak mau juga melihat ke belakang, kita pengin melihat ke depan yang harus lebih baik lagi,” tutur Wamenpora.
Ia menegaskan bahwa semangat keterbukaan dimulai dari unsur pimpinan dan menjadi budaya yang terus ditingkatkan melalui rapat rutin. “Keterbukaan itu dimulai dari unsur pimpinan, baru kemudian yang lain mengikuti untuk terbuka. Tidak bisa langsung, semuanya tetap butuh proses, tetapi bagaimana cara kita mempercepatnya,” urai Taufik.
Wamenpora memastikan Kemenpora akan bekerja maksimal untuk mendukung keterbukaan informasi. “Kita ingin meningkatkan kinerja untuk Kemenpora lebih baik lagi, biar suatu saat Kemenpora ini bisa naik tingkat,” tegasnya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












