Aceh Utara – Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, S.E., yang akrab disapa Ayah Wa, mengambil langkah strategis menyikapi bencana abrasi yang kian mengancam wilayah pesisir Desa Lhok Pu’uek, Kecamatan Seunuddon. Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya kerusakan akibat gelombang laut yang terus-menerus mengikis daratan desa tersebut.
Menanggapi situasi darurat tersebut, Ayah Wa telah melaporkan kejadian abrasi ke Kementerian Sosial Republik Indonesia guna memperoleh penanganan yang maksimal dan bantuan bagi warga terdampak.
“Kita harus hadir bersama rakyat saat mereka dalam kesulitan. Untuk itu, kita telah mengusulkan bantuan ke Kementerian Sosial RI agar masyarakat terdampak bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak,” ujar Ayah Wa. Jumat, 25 Juli 2025.
Geuchik Gampong Lhok Pu’uek, T. Bakhtiar, mengungkapkan bahwa abrasi di wilayahnya bukanlah hal baru. Setiap tahun, gelombang laut selalu menerjang kawasan tersebut, dan telah menyebabkan sebanyak 38 rumah warga hilang terseret ke laut.
“Abrasi itu sudah berulang kali terjadi, bahkan tahun lalu sangat banyak rumah warga yang terdampak, tetapi tidak ada titik temunya dari pihak pemerintah,” ujar T. Bakhtiar.
Kondisi semakin memprihatinkan karena sekitar 214 rumah warga lainnya kini berada dalam kondisi terancam. Letaknya yang sangat dekat dengan garis pantai membuat masyarakat resah, terutama saat pasang tinggi datang.
Merespons kondisi ini, Bupati Ayah Wa menegaskan komitmennya dalam mencari solusi konkret. Ia menekankan pentingnya tindakan cepat, kolaboratif, dan tepat sasaran dalam menghadapi bencana lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga telah mengusulkan agar pemerintah pusat mengalokasikan program bantuan rumah layak huni atau relokasi khusus bagi masyarakat yang tinggal di zona rawan abrasi, tidak hanya di Lhok Pu’uek, tetapi juga di wilayah pesisir lainnya di Aceh Utara yang berisiko serupa.
Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menyusun strategi penanganan abrasi secara teknis dan ekologis. Langkah ini meliputi pembangunan penahan ombak serta rehabilitasi kawasan pesisir guna meminimalisir dampak abrasi di masa depan.
Pemerintah desa bersama masyarakat setempat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan pendataan terhadap potensi kerusakan lanjutan. Koordinasi antarinstansi terus diperkuat agar respons terhadap laporan warga bisa dilakukan secara cepat dan tepat. Selain itu, logistik sementara disiapkan apabila terjadi gelombang pasang yang mengharuskan warga mengungsi.
Dengan sinergi antara pemerintah desa, kabupaten, dan pusat, Ayah Wa berharap masyarakat tetap tabah menghadapi ujian ini.
“Insya Allah, Aceh Utara Bangkit bukan hanya slogan, tapi semangat untuk hadir dan melayani rakyat dalam keadaan apapun,” pungkasnya.***
Editor: RedaksiReporter: Syaiful AB