Jakarta – Indonesia dan Vatikan mempertegas sinergi dalam penguatan pendidikan karakter anak jelang Hari Anak Nasional Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) 2025. Hal itu dibahas dalam audiensi Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan delegasi Vatikan di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jumat (14/11/2025), yang dilanjutkan dengan peninjauan Terowongan Silaturahmi Istiqlal–Katedral.
Pertemuan tersebut membahas pembentukan karakter generasi muda, nilai-nilai kemanusiaan, dan peran keluarga sebagai pusat pendidikan moral. Delegasi Vatikan bersama Gereja Katedral Jakarta datang untuk mematangkan persiapan acara kolaboratif KAJ dan 5P Global Movement Indonesia (5P Kids).
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini dan menegaskan fokus Indonesia pada pendidikan karakter berbasis keluarga.
“Di Indonesia, kami menanamkan pendidikan berakhlak sejak dari hulu. Kami memberikan bimbingan pranikah kepada calon pengantin agar tercipta keluarga harmonis,” jelas Menag.
Ia menekankan pentingnya keluarga kuat dalam membentuk kecerdasan emosional anak.
“Dari keluarga harmonis akan tumbuh anak-anak yang merasa aman, dicintai, dan memiliki contoh nyata tentang kebaikan,” ujarnya.
Fr. Enzo Fortunato memaparkan tiga nilai anak yang makin pudar pada orang dewasa: kepercayaan murni, penghormatan batas, dan mimpi tentang dunia lebih baik.
“Anak-anak mengulurkan tangan kepada orang tuanya tanpa keraguan. Mereka percaya sepenuhnya. Ini adalah pengingat bahwa hubungan dewasa kini rapuh karena hilangnya rasa percaya,” ujar Fr. Enzo.
Ia juga mengajak anak-anak Indonesia dari berbagai agama untuk hadir dalam Hari Anak Sedunia kedua di Vatikan.
“Kami berharap anak-anak Indonesia bisa hadir, belajar satu sama lain, dan memperkuat persaudaraan lintas iman,” katanya.
Audiensi ditutup dengan kunjungan ke Terowongan Silaturahmi, simbol kerukunan yang terus dijaga Indonesia. Pertemuan menegaskan komitmen kedua pihak dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan yang universal.
Staf Ahli Menteri Agama, Adiyarto Sumardjono, menyebut kolaborasi ini menunjukkan perhatian serius terhadap perlindungan dan pengembangan anak.
“Human society adalah hal yang penting. Baik orang dewasa maupun anak-anak harus dapat saling menghormati, terhadap bumi dan seluruh makhluk,” ujarnya.***
Editor: RedaksiReporter: Redaksi












